Powered By Blogger

Rabu, 08 Februari 2012

kumbang uret (Cosmopolites) pada pisang

HAMA KUMBANG URET  ( Cosmopolites sordidus .Germar )
( Coleoptera  :   Curculionidae )   PADA
TANAMAN  PISANG (Musa spp)


 

LAPORAN



Oleh :

MUKLIS ADI PUTRA
080302017
HPT




FPERT



LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
            Adapun judul dari laporan ini adalah “ HAMA KUMBANG  URET                              ( Cosmopolites sordidus .Germar )  ( Coleoptera  :   Curculionidae )   PADA  TANAMAN  PISANG (Musa spp) yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti pra praktikal test di Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
            Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, yaitu Dr. Lisnawita, SP, M.si, Ir. Lahmuddin Lubis, MP, Ir. Yuswani P. Ningsih, MS, dan Ir. Fatimah Zahara.  Serta kepada abang dan kakak asisten yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya dalam menyelesaian laporan ini.
            Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.             Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan laporan ini.
            Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                                 Medan, Oktober 2011
                                                                                                            
Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................. 1
Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
Kegunaan Penulisan .......................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Pisang  (Musa spp)................................................................. 3
Syarat Tumbuh................................................................................... 5
........... Tanah..................................................................................... 5
........... Iklim....................................................................................... 5
Biologi Hama..................................................................................... 6
Siklus Hidup Hama............................................................................ 7
Gejala Serangan Hama....................................................................... 9
Pengendalian Hama........................................................................... 10

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Permasalahan..................................................................................... 11
Pembahasan....................................................................................... 12

KESIMPULAN ..........................................................................................  14
...........
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



DAFTAR GAMBAR

No.
GAMBAR
HLM
1.
Larva Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus)
7
2.
Pupa Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus)
8
3.
Imago Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus)
8
4.
Gejala Serangan Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus)
9

PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Pisang adalah tanaman monokoti dalam genus Musa                            (Musaceae; Zingiberales). Pisang adalah tanaman herbal raksasa, biasanya tingginya hingga 3 meter tanpa penebalan kulit batang atau penambahan ukuran lingkar batang yang menjadi ciri khas tanaman pohon. (Tomlinson, 1969).

Pusat penyebaran aslinya berasal dari Malaysia atau Indonesia walaupun keanekaragaman hayatinya diketahui menyebar luas. Tanaman ini terutama berada di dalam batas hutan hujan tropis (Wong dkk, 2002).

            Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb (Menegristek, 2002).

            Kultivasi pisang (Musa spp) dihadang oleh masalah hama dan penyakit. Ketika hasil tanaman rendah, bebrapa petani akan menelantarkan penanaman pisang mereka. Kumbang uret ( Cosmopolites sordidus .Germar ) telah diidentifikasi sebagai hama terpenting pada pisang di Afrika. (Umeh dkk, 2005).



Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengendalian hama kumbang uret (Cosmopolites sordidus .Germar) pada tanaman pisang (Musa spp)

Kegunaan Penulisan

1.      Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Medan.
2.      Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman
           
             Klasifikasi botani tanaman pisang menurut Menegristek, (2002 )adalah sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Keluarga          : Musaceae
Genus               : Musa
Spesies            : Musa spp.

            Bagian yang tumbuh ke atas disebut batang palsu (pseudostem) dan tersusun dari banyak lapisan kelopak daun yang tergulung membentuk silinder yang berdiamter 20-50 cm. Ada variasi morfologi batang antar varietas, terutama dalam hal panjang, warna dan letak. Batang palsu dari varietas pisang manis dan pisang dataran tinggi didominasi warna hijau hingga hijau tua dengan bercak hitam (Pillay dan Tripathi, 2007).

            Batang asli dari pisang beukuran besar dan terletak di bawah corm dan jaringan meristem apical tunas nya memberikan pertumbuhan pada daun sebelum memanjang melalui batang palsu. Batang asli akan muncul sekitar 10-15 bulan setelah ditanam sebagai terminal bunga majemuk (Australian Government, 2010).

            Daun yang muncul dari pisang tergulung rapat, berasal dari pertengahan batang palsu dengan bentuk berlawanah jarum jam. Kelopak daun menipis di kedua sisi untuk membentuk tulang daun , dimana warnanya dapat berbeda beda diantara varietas, bahkan dalam satu corm. Bentuk daun yang tadinya horizontal akan jatuh dan mulai berbentuk vertical. Ukuran daun yang muncul meningkat hingga berbunga dan lalu menurun hingga daun terakhir                                        (Australian Government, 2010).

            Sistem akar seperti kebanyakan monokotil adalah akar adventif yang manyebar secara lateral hingga paling jauh mencapai 5,5 meter dan membentuk kepadatan sepertti tikar pada ketinggian 15 cm (Australian Government, 2010).

            Bunga majemuk yang belum matang berada didalam kelopak ungu yang terutup, seringkali disebut sebagai “lonceng”. Di dalam kelopak ada  10 hingga 15 rangkaian bunga berganda dimana bunga betina terletak di pangkal kelopak dan bunga jantan di dasar kelopak dan bunga banci ada di antaranya.                       (Australian Government, 2010).

            Buah pisang lunak dan membentuk jari. Tiap satuan buah pisang pada bongkolnya menyerupai tangan dan keseluruhan dari bongkol pisang ini disebut tandan. Kulit luar dari buah berasal dari gabungan hypanthium (wadah bunga) dan bagian luar (exocarp) dari pericarp. (Simmonds, 1993).





Syarat Tumbuh


Iklim
            Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.(Menegristek, 2000).

Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang .             (Menegristek, 2000).

Tanah
            Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan. (Rismunandar, 1990).

Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 - 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07% (Rismunandar, 1990).

           
Biologi Hama
            Sistematika kumbang  uret  (Cosmopoltes sordidus Germar)  menurut  Gold, (2001)  adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insect
Ordo                : Coleoptera
Keluarga          : Curculionidae
Genus               : Cosmopolites
Spesies            : Cosmopolites sordidus Germar
Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus Germar) adalah hama penting pada pertanaman pisang. Kumbang dewasa berwarna hitam dan berukuran 10-15 mm. Kumbang dewasa hidup bebas tapi ditemukan diantara kelopak daun, di lapisan tanah dekat perakaran pisang dan berasosiasi dengan sampah pisang.                          (Gold dan Messiaen, 2000).

            Serangga dewasa hidup pada malam hari dan jarang sekali terbang walaupun memiliki sayap yang berkembang dengan baik dan biasanya bergerak dengan berjalan.. serangga dewasa bersembunyi di bawah tanah di sekitar pisang pada siang hari dan dan aktif pada malam hari.. Serangga dewasa bergerak lamban dan akan berpura-pura mati jika terganggu (Mau dan Kessing, 2007).

Cosmopolites sordidus jantan dan betina tertarik dengan rhizome dan batang palsu pisang yang baru dipotong. Betina juga bereaksi dengan bebauan dari kultivar pisang yang resisten dan tidak resisten. Betina juga tertarik dengan batang palsu pisang yang sedang membusuk. (Budenberg dkk, 1993).

Siklus Hidup Hama
Telur hama ini berbentuk seperti sosis, berwarna putih dengan ukuran 2 mm. Telur diletakkan secara tunggal pada lubang yang dibuat imago betina pada corm atau batang palsu pada pada pangkalnya atau di antara bekass luka di kelopak daun pada mahkota pisang. Telur sulit diidentifikasi di lapangan karena ketika lubang peneluran dibuat, maka akan keluar cairan tanaman yang menyembunyikan lubang tersebut. Telur juga diletakkan pada corm tanaman yang tumbang.  Telur menetas setelah 5-7 hari (Mau dan Kessing, 2007).

Larva Cosmopolites sordidus berwarna putih krem tanpa kaki dengan kepala cokelat kemerahan seperti yang dapat dilihat pada gambar I. Panjang ketika puncak pertumbuhannya sekitar 12 mm. Larva biasa ditemukan pada batang palsu sekitar 2 kaki dari dasar.Perkembangan larva selesai dalam 15-20 hari. Larva juga menyerang batang asli. Ada 5 fase instar pada larva               (Mau dan Kessing, 2007) ;
Gambar 1. Larva Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus)
Sumber: Gold dan Messiaen, 2000

Pupa berwarna putih hingga cokelat dan sepanjang 12 mm seperti yang dapat dilihat pada gambar 2. Pupa tidak membentuk kepompong dan berada pada corm pisang. Perkembangan pupa selesai dalam waktu 8 hari (Mau dan Kessing, 2007).
Gambar 2. Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus)

Serangga dewasa berwarna hitam dengan kulit keras dengan panjang 12 mm dan memiliki moncong relatif panjang seperti yang dapat dilihat pada gambar 3.  Serangga betina bertelur hingga 1 telur/hari  dimana panjang umurnya dapat mencapai 2 tahun. Serangga dewasa dapat bertahan selama kurun waktu tertentu tanpa makanan (Mau dan Kessing, 2007).




Gambar 3. Kumbang Uret Dewasa (Cosmopolites sordidus)
Sumber: Gold dan Messiaen, 2000

Gejala Serangan Hama
Gejala serangan dapat dilihat pada gambar 4. Larva membuat terowongan ke dalam rimpang dan terkadang batang palsu, mengganggu inisiasi akar, nutrisi tanaman dan transportasi air, mengakibatkan kekerdilan tanaman, pematangan tertunda, ukuran dan berat buah dan berat badan banyak berkurang, dan bahkan batang tanaman patah atau terguling (Treverrow  dkk. 1992).

Gambar 4. Gejala Serangan Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus)
Sumber; Gold dan Messiaen, 2000

Kerusakan corm interior dapat mempengaruhi transportasi nutrisi dan pertumbuhan batang sementara kerusakan periferal dapat mempengaruhi perkembangan akar. Morfologi dan gejala fisiologis tanaman yang terserang mencakup berkurang nya vigoritas, klorosis daun  (Pinese dan Elder 2004).

Ada penurunan kekuatan tanaman dan proporsi yang berbeda dari kemampuan penyerapan air. Kumbang dewasa memakan jaringan tanaman atau sisa tanaman tetapi kerusakan yang dihasilkan dianggap dapat diabaikan                  (Gold dkk. 1999).

Pengendalian Hama
            Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan :
1.                  Melakukan penanaman pada lahan yang bersih dan dengan material yang bebas hama
2.                  Menggunakan plantlet kultur jaringan
3.                  Merendam tunas yang akan ditanam dalam air panas bersuhu 52-55° C selama 15-27 menit
 (Gold dan Messiaen, 2000).

            Pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan:
1.                  Konservasi dan introduksi kumbang  Plaesius javanus Erichson
2.                  Konservasi musuh alami lainnya seperti semut myrmicine dari Kuba
3.                  Penggunaan jamur entomopatogenik (Beauvaria bassiana dan Metarhizium anisopliae) untuk mengendalikan kumbang dewasa
4.                  Penggunaan nematode entomopatogen (Steinernema spp dan Heterorhabditis spp) untuk mengendalikan kumbang dewasa
5.                  Penggunaan agen endofit  (Fusarium spp non patogenik) yang  mengendalikan populasi kumbang uret yang belum dewasa
 (Gold, 2001).

            Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan:
1.                  Cyclodiene dulu digunakan secara luas namun sekarang diabaikan karena resisten dan merusak lingkungan.
2.                  Organofosfat yang kurang persisten dapat digunakan namun lebih mahal dan beracun bagi penggunanya. (Gold dan Messiaen, 2000).
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

Permasalahan
   Hama kumbang uret (Cosmopolites sordidus) menyerang pada stadia larva. Larva menggerek akar dan menyebabkan rhizome akar rusak. Perilaku hama yang menggerek dari dalam menyulitkan dalam mendeteksi serangan hama. Deteksi dini terhadap kehadiran Cosmopolites sordidus mengalami kesulitan karena cairan tanaman meneutupi lubang peneluran.

Penurunan produksi yang diakibatkan kumbang uret sebesar 40% pada siklus tanam ketiga.  Penurunan produksi akan semakin besar seiring jumlah siklus tanam. Serangan yang fatal menyebabkan puso karena mayoritas tanaman mati.

Gejala serangan pada tanaman sulit dikenali karena serangan yang dilakukan di dalam rhizome akar. Larva membuat terowongan ke dalam rimpang dan terkadang batang palsu sehingga akar rusak. Gejala akhir biasanya ditandai klorosis daun, buah kecil dan lambat terbentuk, dan taaman kerdil. Pada akhirnya, tanaman akan mati patah jika populasi kumbang uret tinggi.

   Teknik pengendalian yang umum digunakan adalah penanaman di lokasi yang bebas hama dan penggunaan insektisida kimiawi, seperti Cyclodine dan insektisida organofosfat. Penggunaan insektida efektif dan cepat memberikan hasil tapi mahal dan merusak lingkungan.


Pembahasan
            Pengendalian kumbang uret (Cosmopolites sordidus) seharusnya dilakukan dengan sistem deteksi dini, namun hal ini sangat suit dilakukan karena letak larva yang ada di dalam perakaran dan lubang penelurannya ditutupi oleh cairan tanaman. Maka sebaiknya dilakukan pengendalian dengan pencegahan yaitu penanaman awal harus dilakukan pada lahan yang bersih dari hama kumbang uret dan menggunakan bahan tanam yang tidak terserang atau bahkan menggunakan bahan tanam dari kultur jaringan, sesuai dengan literatur Gold dan Messiaen (2000) yang menyatakan “Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan melakukan penanaman pada lahan yang bersih dan dengan material yang bebas hama, menggunakan plantlet kultur jaringan “

            Penurunan produksi yang diakibatkan kumbang uret sebesar 40% pada siklus tanam ketiga karena sifat kumbang uret yang lambat bermigrasi dan lambat bereproduksi. Karena lambatnya ini, seringkali gejala serangan tidak dihiraukan karena pada populasi awal rendah, sehingga serangan belum terlalu merugikan. Namun ketika siklus tanam bertambah, maka kerugian akan semakin besar. Untuk mencegah populasi kumbang uret meningkat hingga sangat merugikan, maka sebaiknya tanaman pisang yang baru ditanam diinokulasi dengan mikrrorganisme endofit seperti Fusarium spp non patogenik pada perakaran tanaman dan batang. Mikrororganisme endofit akan membentuk simbiosis mutualisme dengan inang dan membentuk reaksi antagonistic terhadap hama dan penyakit. Hal ini sesuai dengan literatur dari Gold (2001) “Penggunaan agen endofit (Fusarium spp non patogenik) dapat  mengendalikan populasi kumbang uret yang belum dewasa.”
Mahalnya pestisida kimiawi menyebabkan pengendalian dengan insektisida kimiawi tidak disarankan. Selain itu, penggunaan insektisida kimiawi akan membunuh musuh alami sehingga dapat memicu ledakan hama. Oleh karena itu sebaiknya digunakan pengendalian dengan cara yang murah namun efektif dan ramah lingkungan yaitu penggunaan agen mikrobiologis yaitu jamur entomopatogenik dan nematode entomopatogenik jenis tertentu yang telah diuji. Adapun jenis jamur entomopatogenik dan nematode entomopatogenik yang efektif dalam membunuh kumbang uret (Cosmopolites sordidus) telah diutarakan oleh Gold (2001) “Pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan; Penggunaan jamur entomopatogenik (Beauvaria bassiana dan Metarhizium anisopliae) untuk mengendalikan kumbang dewasa, penggunaan nematode entomopatogen (Steinernema spp dan Heterorhabditis spp) untuk mengendalikan kumbang dewasa”.




KESIMPULAN

1.      Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus. Germar) menyerang semua varietas pisang (Musa spp).
2.      Gejala serangan Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus. Germar) sulit diidentifikasi hingga gejala akhir berupa klorosis daun dan tanaman kerdil
3.      Pencegahan serangan hama dilakukan dengan menanam pisang  pada lahan yang bersih dari hama dan menggunakan bahan tanam yang sehat
4.      Pencegahan populasi hama meningkat pada periode tanam berikutnya dapat dilakukan dengan inokulasi Fusarium spp endofit non patogenik.
5.      Pengendalian biologis dapat dilakukan dengan jamur entomopatogenik dan nematode entomopatogenik




DAFTAR PUSTAKA

Australian Government, 2010. The Biology of Musa.L  Department Of Health And Ageing. Australian Government.
Budenberg, W.J; I.O. Ndiege; F.W Karago; B.S Hansson.1993 .Behavioral And Electrophysiological Responses of The Banana Weevil Cosmopolites Sordidus To Host Plant Volatiles . Journal of Chemical ecology 
Gold C.S ; N.D.T.R. Rukazambuga ; E.B.Karamura; P. Nemeye; G. Night, 1999. Recent Advances In Banana Weevil Biology, Population Dynamics and Pest. Banana, IPM, Nelspruit, South Africa ,
Gold C.S dan Messiaen, S.  2000.  The Banana Weevil Cosmopolites sordidus        .Musa Pest Fact Sheet 4.INIBAP. Montpelllier
Gold C.S, 2001. Biology And Integrated Pest Management Of Banana Weevil (Cosmopolites sordidus (Germar). Advancing Banana and Plantain R & D in Asia and the Pacific, Vol. 10.
Gold, C.S dan  messiaen s, 2000. The Banana Weevil, cosmopolites sordidus.        Musa Pest Fact Sheet no. 4, INIBAP, Montpellier
Mau, R.F.L dan Kessing, J.L.M. Cosmopolites sordidus (Germar). Department of Entomology Honolulu, Hawaii. Diakses dari http://extento.hawaii.edu
Menegristek, 2000. Pisang (Musa spp).  Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Menegristek, 2002. Pisang (Musa spp) Menegristek Bidang Pendayagunaan dan    Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .Mig Corp
Pillay, M dan Tripathi. l. Banana. chapter 15 . dalam; C,.Kole. Ed Genome Mapping And Molecular Breedings In Plants, Volume 4 Fruits and Nuts. Springer-Verlag. Berlin.
Pinese. B dan Elder R, 2004. Banana Weevil Borer . Queensland Government ,     Department Of Primary Industries And Fisheries, horticulture and Fresh             Produce
Rismunandar. 1990. Bertanam Pisang. CV Sinar Baru. Bandung
Simmonds, N.W.1993. The Development Of Banana Fruit. Journal of Experimental Botany 4
Tomlinson p. 1969. Anatomy of the Monocotyledons. III. Commelinales– Zingiberales. Oxford: Clarendon Press.
Treverrow, N ; Peasley, D ; Ireland G ; 1992. Banana Weevil Borer a Pest Management Handbook for Banana Growers. Banana Industry Committee , New South Wales Agriculture, Australia.
Umeh V.C ; D. Onukwu ; E.M Adebowale ; J. Thomas. 2005 Control Options for             Banana Weevil (Cosmopolites sordidus) and Termites (microtermes spp.)     on Banana and Plantain (Musa spp.) In Nigeria National Horticultural    Research Institute. Ibadan. Nigera
Wong C ; Kiew R ; Argent G  ;Set O ; Lee S.K ; Gan Y.Y. 2002. Assessment of   the Validity of the Sections in Musa (musaceae) Using aflp.  Annals of        Botany 90: 231–238.


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar