Powered By Blogger

Sabtu, 14 Juli 2012

Penyakit Busuk Buah Kakao (Phytopthora palmivora)

ini adalah buah kakao / coklat yang terserang busuk kakao. buah akan busuk pada permukaan kulit, dan akhirnya akan masuk dan terus sampai merusak biji. sehingga kualitas biji akan jauh berkurang. penyakit ini adalah penyakit yang parasit obligat. yaitu penyakit yang dapat tumbuh pada jaringan yang hidup. misalnya bila penyakit ini dibiakkan pada biakan buatan, musalnya pada media PDA (potato dextrose agar), akan sulit untuk mendapatkan biakan murni dari patogen ini. 



sampai sekarang banyak para peneliti tingkat S1 menggunakan V8 yang berasal dari sari sayuran. tapi untuk sumatera bahan ini cukup sulit digunakan. bagi teman HPT USU yang penelitian harus memesan dari luar sumatera untuk mendapatkan bahan ini. 

gambar ini adalah foto langsung oleh teman, dapat dilihat bahwa ada bagaikan buah peer didalam gambar. di ujungnya terdapat suatu tonjoln. tonjolan itu adalan spora, tapi spora dari patogen ini mempunyai flagel sehingga sporanya dapat bergerak dan berpindah tempat tanpa bantuan khusus dari angin maupun pergerakan air.




Hypotan ...Senyawa Penarik Hama Penggerek Buah Kopi (PBKo) HYPOTHENEMUS HAMPEI




Jakarta- Kopi menjadi salah satu komoditas ekspor penting pada sub sektor perkebunan Indonesia. Komoditas ini mempunyai peranan sangat besar sebagai penghasil devisa negara dan sumber pendapatan petani. Pada tahun 2009, total luas areal perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1.266.235 Ha dengan produksi 682.591 Ton. Sekitar 95% dari luas areal perkebunan kopi tersebut merupakan perkebunan rakyat. Secara umum pada perkebunan rakyat, pesatnya peningkatan luas areal tidak diimbangi dengan pesatnya peningkatan produktivitas dan mutu.
Produktivitas kopi Indonesia rata-rata masih rendah yaitu 641,6 kg/ha dari standar 800 kg/ha. Rendahnya produktivitas maupun mutu kopi pada perkebunan rakyat antara lain disebabkan oleh adanya serangan hama penyakit, umur tanaman yang sudah tua dan kurangnya perawatan kebun oleh petani. Selain itu kopi Indonesia umumnya dikenal mempunyai citra mutu yang rendah di pasar internasional, sehingga dihargai rendah.
Serangga hama PBKo (Hypothenemus hampei) menjadi hama sangat merusak pada buah kopi sehingga mengakibatkan penurunan produksi dan kualitas hasil secara nyata karena menyebabkan banyak biji kopi yang berlubang. Kehilangan hasil oleh hama PBKo dapat mencapai lebih dari 50% apabila serangannya tinggi dan tidak dilakukan tindakan pengendalian secara tepat. Tingkat serangan sebesar 20% dapat mengakibatkan penurunan produksi sekitar 10% (Puslitkoka, 2009). Untuk menekan kehilangan hasil oleh hamaPBKo, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia - Jember (Puslit Koka) telah menerapkan teknologi perangkap Hypotan seperti terlihat pada gambar 1.
Bionomi
Serangga hama PBKo mengalami 4 tahap perkembangan, yaitu telur, ulat (larva), kepompong (pupa) dan dewasa (imago) yang memerlukan waktu selama 25-35 hari.
1.      Telur
Seekor betina dewasa dapat menghasilkan telur sebanyak 37 butir. Stadia telur selama 5-9 hari. Telur diletakkan di dalam biji kopi, menetas dan berkembang di dalamnya sampai buah kopi matang, baik yang masih di pohon maupun yang gugur di tanah. Serangga betina dewasa yang siap bertelur, aktif pada sore hari antara pukul 16.00-18.00 dan dapat terbang sejauh 350 m. Serangga jantan tinggal dalam biji kopi karena tidak dapat terbang.
2.      Larva
Telur yang telah menetas akan menjadi larva berwarna putih dengan stadia larva selama 10-21 hari. Larva mengalami fase istirahat (pre pupa) selama 2 hari sebelum berpupa.
3.      Pupa
Stadia pupa berlangsung selama 4-6 hari tetapi ada kalanya sampai 8 hari.
4.      Imago
Serangga hama PBKo berwarna hitam coklat atau hitam mengkilap, dengan ukuran panjang 1,2-1,7 mm dan lebar 0,6-0,7 mm. Serangga dewasa betina dapat hidup selama 156-282 hari, sedangkan serangga jantan selama 103 hari. Serangga betina selanjutnya membuat lubang pada ujung buah (discus) untuk meletakkan telurnya di dalam biji kopi.
 Gejala Serangan                             
Pada ujung buah yang terserang terdapat lubang gerekan. Warna buah berubah dari hijau menjadi kuning kemerahan, tampak seperti masak dan terasa hampa bila ditekan/dipencet. Biji kopi yang terserang tampak berlubang-lubang sehingga produksi dan mutunya menurun.
 





Penggunaan Hypotan untuk Pengendalian Hama PBKo
Pengendalian hama PBKo yang efektif dapat dilakukan dengan menerapkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) terutama dengan menggunakan perangkap serangga (hama penggerek buah kopi) yang lebih dikenal dengan nama Brocap TrapAlat ini menggunakan dan dilengkapi dengan senyawa Hypotan yang diproduksi oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslit Koka). Hasil aplikasi di lapangan menunjukkan keragaan yang sangat baik, efektif, efisien dan ramah lingkungan. Menurut Wiryadiputra (peneliti di Puslit Koka), pemakaian Brocap Trap dapat menjebak sekitar 1000 ekor serangga per minggu. Senyawa tersebut telah dikemas dalam bentuk saset dengan volume per saset 10 ml untuk digunakan selama minimal 2 (dua) minggu.  Produk senyawa penarik ini dapat diperoleh di Puslit Koka Indonesia dengan harga Rp 5.000,00 per saset. Penggunaan senyawa Hypotan di lapangan untuk tujuan pengendalian hama PBKo maupun untuk monitoring tingkat serangan PBKo cukup mudah dilakukan oleh petani.  Pemasangan senyawa penarik Hypotan adalah sebagaimana terlihat pada gambar 1 dengan tahapan sebagai berikut :
a.       Hypotan yang dikemas dalam bentuk saset dengan volume 10 ml, digantungkan ke dalam botol air minum mineral volume 1500 ml yang didesain untuk perangkap.
b.       Botol perangkap dibuat dengan melubangi bagian dinding botol dengan ukuran 4,5 cm x 6,0 cm sebanyak 2 (dua) lubang yang saling berhadapan.
c.       Pada bagian dasar botol diisikan larutan deterjen dengan ketinggian sekitar 1,0 cm untuk menampung serangga PBKo yang tertangkap.
d.       Sebelum perangkap dipasang di lapangan, pada kemasan senyawa Hypotan bagian atas harus dibuat lubang menggunakan jarum (diameter ± 1,0 mm) sebanyak 3 (tiga) buah lubang, agar senyawa Hypotan menguap keluar dan tercium oleh serangga PBKo dewasa.  Serangga PBKo dewasa yang mencium uap senyawa Hypotan akan tertarik mencari sumber senyawa dengan mendatangi perangkap.
e.       Perangkap dipasang di antara pohon kopi dengan ketinggian sekitar 1,60 m di atas permukaan tanah. Pemasangan perangkap disarankan setelah masa panen besar pada saat tidak ada buah   di lapangan serta disarankan minimal selama 4 (empat) bulan secara terus menerus.  Kepadatan perangkap per hektar disarankan 20-40 perangkap atau sekitar 1600 populasi pohon kopi, dengan pola pemasangan secara merata. Pada lahan datar jarak antarperangkap sekitar 20 m.
Hypotan telah digunakan untuk pengendalian hama PBKo pada perkebunan kopi di Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Aceh, Papua, dan NTT. Hasil ujicoba aplikasi Hypotan di Lampung menunjukkan bahwa pemasangan perangkap yang hanya 2 (dua) bulan ternyata telah mampu menekan tingkat serangan hama PBKo dari 15,6% menjadi 6,3% dan populasi serangga PBKo dari 57 ekor per cabang menjadi 20 ekor (Puslit Koka, 2009).
Perangkap dengan senyawa penarik Hypotan, dapat menarik serangga secara selektif yaitu hanya menarik serangga penggerek buah kopi dewasa, sehingga aman bagi musuh alami serangga lain maupun serangga PBKo itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah serangga PBKo yang tertangkap porsinya lebih dari 95%, sedang sisanya merupakan serangga hama lainnya dan serangga netral serta sebagian kecil jenis predator dan parasitoid. Seranggahama lain yang juga tertangkap adalah hama penggerek ranting kopi (Xylosandrus sp.). Hal ini diduga karena serangga ini memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan hama penggerek buah kopi, yaitu masih dalam famili yang sama (Scolytidae).
Menurut Wiryadiputra (2010), dengan metode pengendalian secara kultur teknis dan sanitasi kebun, serangan hama PBKo dapat menurun dari 45% menjadi 0.5 - 3%.   Keberhasilan penggunaan perangkap Hypotan untuk pengendalian hamaPBKo perlu dipadukan dengan upaya pengendalian lainnya seperti sanitasi kebun, kultur teknis dan pemanfaatan agen pengendali hayati Beauveria bassiana.
1.      Sanitasi Kebun
      Memangkas semua cabang dan ranting yang tua/kering atau yang tidak produktif dan mengumpulkan sisa-sisa tanaman kemudian dijadikan bahan pembuatan pupuk organik (kompos) serta melakukan penyiangan gulma. 
2.      Kultur Teknis
a.      Petik Bubuk
             Memetik semua buah yang berlubang yang dilakukan 15-30 hari menjelang panen raya. Seluruh buah yang terserang dikumpulkan kemudian disiram dengan air panas untuk membunuh serangga hamaPBKo.
b.      Rampasan Buah
      Pada akhir panen raya, semua buah kopi yang tersisa pada ranting dipetik.
c.       Lelesan
      Semua buah yang jatuh ke tanah dikumpulkan dan dijadikan bahan bakupembuatan pupuk (kompos).
d.      Pemupukan
      Memupuk tanaman dengan pupuk yang seimbang menggunakan jenis dan dosis sesuai anjuran untuk mempercepat pemulihan tanaman.
e.      Pengaturan Pohon Pelindung
      Memangkas pohon pelindung yang terlalu rimbun untuk memperbaiki temperatur dan kelembaban atau kondisi agroklimat.
3.      Biologis (Agen Pengendali Hayati)
Aplikasi jamur Beauveria bassiana dilakukan pada saat buah masih muda. Kebutuhan untuk 1 Ha kebun kopi yaitu 2,5 kg media biakan jamur B. bassiana selama 3x aplikasi per musim panen. Penyemprotan dilakukan pada sore hari dengan arah semprotan dari bawah daun.











By:

Mengatasi penggerek buah kopi / PBKo dari awal




Kopi…? Banyak peminat kopi diseluruh dunia, umumnya yang dibudidayakan adalah jenis arabika, robusta dan liberika. Memang pengemar kopi umumnya cukupnya fanatik dengan minum kopi namun apa jadinya bila rasa kopi berasa beda karena ada biji yang berlubang karena serangan hama yang terikut dalam biji kopi yang tertumbuk dalam minumannya ?Kopi yang berlubang itu berasal dari kopi yang diserang oleh hama penggerek kopi Hypothenemus hampei,
Serangan hama ini umumnya menyerang pada bagian discus atau pangkal biji yang lunak, serangan pada biji muda akan menyebabkan biji gugur sedang serangan pada biji tua akan menyebabkan biji kopi akan cacat berlubang dan bermutu rendah. Hama jantan umumnya tidak bisa terbang dan hanya berumur 103 hari sedang hama betina dapat terbang dan hidup mencapai 156 – 282 hari. Kumbang jantan memiliki panjang lebih pendek dari kumbang betina, dan kumbang betina meletakkan telur sekitar 30 – 50 butir di lubang gerekan, dan inilah yang menyebabkan citarasa kopi menjadi terasa tidak enak dan kualitas kopi menurun. Biji berlubang merupakan salah satu penyebab utama kerusakan mutu kimia, sedangkan citarasa kopi dipengaruhi oleh kombinasi komponen-komponen senyawa kimia yang terkandung dalam biji. Lalu bagaimana mencegah dan menanggulangi PBKo ini ?Metode ini mampu menurunkan tingkat serangan PBKo sampai 45% yaitu dengan pengendalian secara terpadu :
1. Sanitasi Kebun
Memangkas semua cabang dan ranting yang tua/kering atau yang tidak produktif dan mengumpulkan sisa-sisa tanaman kemudian dijadikan bahan pembuatan pupuk organik (kompos) serta melakukan penyiangan gulma.
2. Kultur Teknis
a. Petik BubukMemetik semua buah yang berlubang yang dilakukan 15-30 hari menjelang panen raya. Seluruh buah yang terserang dikumpulkan kemudian disiram dengan air panas untuk membunuh serangga hama PBKo
b. Rampasan BuahPada akhir panen raya, semua buah kopi yang tersisa pada ranting dipetik.
c. LelesanSemua buah yang jatuh ke tanah dikumpulkan dan dijadikan bahan baku pembuatan pupuk (kompos).
d. PemupukanMemupuk tanaman dengan pupuk yang seimbang menggunakan jenis dan dosis sesuai anjuran untuk mempercepat pemulihan tanaman. Akan lebih baik ditambah pupuk SUPERNASA DAN POWER NUTRISI agar pemupukan menjadi berimbang .
e. Pengaturan Pohon PelindungMemangkas pohon pelindung yang terlalu rimbun untuk memperbaiki temperatur dan kelembaban atau kondisi agroklimat.
3. Pemberian Agensia Hayati / BVR
Aplikasi BVR dilakukan pada saat buah masih muda. Kebutuhan untuk 1 Ha kebun kopi sekitar 10 kotak saja, dengan 3x aplikasi per musim panen. Penyemprotan dilakukan pada sore hari dengan arah semprotan dari bawah daun. Agensia BVR ini sangat efektif dalam mengendalikan hama PBKo ini.Jangan menunggu serangan PBKo ini meluas, akan lebih baik melakukan tindakan pencegahan dan hasil akan meningkat serta kualitas kopi dan kuantitas kopi akan meningkat . Nikmati aroma kopi yang original dari kebun dan rasa kopi yang tiada duanya . Produk produk PT Natural Nusantara (SUPERNASA, POWER NUTRITIONS, POC NASA,dan HORMONIK) sudah membuktikan kadar kafein pada kopi yang di pupuk dibeberapa daerah meningkat.

SEMUANYA TENTANG KOPI


Kopi adalah sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji dari tanaman kopi yang dipanggang. Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi.
citra rasa kopi nusantara
Negara kita, Indonesia, menurut data statistik FAO menempati urutan ke 3 dibawah Brazil dan Kenya sebagai pemasok kopi dunia. Kebetulan, ada 3 jenis varietas unggulan negeri ini yang sangat terkenal dan diminati oleh para kafeinisme dunia, julukan yang diberikan kepada orang-orang penggemar minuman kopi. Ke-3 jenis kopi tersebut dikenal dengan kopi Sumatra (Mandheling Lintong), kopi Sulawesi, dan kopi Luwak. Kopi Sumatra merupakan varietas unggulan dari Indonesia. Di tanam di dataran tinggi, membuatnya memiliki aroma yang tajam, kuat, dan sedikit asam. Kopi Sumatra jenis inilah yang merupakan bahan pokok dalam pembuatan Espresso atau pun Doppio (double espresso) yang memilki aroma black yang kuat.

Kopi Berdasarkan Tumbuhannya
Ada dua tipe atau jenis penting kopi, yang dihasilkan oleh dua jenis tumbuhan yang berbeda yaitu Arabika dan Robusta. Banyak yang mengasumsikan bahwa kopi arabika adalah kopi yang terbaik bila dibandingan dengan kopi robusta. Asumsi bahwa arabika yang terbaik mungkin dikarenakan oleh karakteristik arabika yang sangat menarik dan lebih menonjol, juga karena kandungan kafein pada arabika yang sedikit, dibandingkan dengan robusta yang mengandung kafein bisa dua kali lipat dari arabika. Selain itu mengapa arabika dianggap lebih spesial karena tanaman kopi jenis arabika jauh lebih sulit untuk di tanam dan dirawat karena sangat mudah terkena hama dan hanya dapat tumbuh di dataran tinggi. Berbeda dengan robusta yang dapat tumbuh dimana saja baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketahanan tinggi terhadap serangan hama.
kopi arabica dan kopi robusta
Satu jenis kopi yang tidak biasa dan sangat mahal harganya adalah kopi luwak. Kopi ini dikumpulkan dari kotoran luwak , yang proses pencernaanya memberikan rasa yang unik.. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam perut luwak. Dan konon, rasa kopi luwak ini memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan para penggemar dan penikmat kopi. (y) (c)
kopi luwak, citra rasa kopi nusantara
Harga kopi luwak saat ini di pasar internasional berkisar US$ 100 hingga US$ 350 atau Rp 1 juta sampai Rp 3,5 juta per kilogram. Bandingkan dengan kopi lain bermutu baik yang bisa didapat dengan harga Rp. 75.000/kg. Harga bisa melambung demikian tinggi juga karena pasokan kopi luwak masih sangat terbatas. Hanya beredar sekitar 500 kg di pasar internasional setiap tahun. Di Amerika sendiri, untuk mencicipi kopi Luwak, kita harus merogoh kocek sebesar US$ 50, bila di kurs ke rupiah, harganya berkisar kurang lebih 400 – 500 ribu rupiah. HANYA UNTUK SATU CANGKIR ! Angka yang fantastis hanya untuk meneguk secangkir kopi. Kopi fenomenal ini bahkan sempat menjadi topic hangat di Amerika, dan masuk dalam acara Oprah Winfrey Show !! Harus bangga dong kita.
 
Cara menyimpan kopi yang benar agar aroma dan rasanya tetap terjaga 
Menyimpan kopi baiknya di kemasan kedap udara dengan one way oxygen valve (yaitu alat yg dapat mengeluarkan udara tapi udara luar tidak dapat masuk sehingga CO2 dapat keluar tapi juga tetap menjaga kelembaban dan oksigen di dalam). Pastikan simpan ditempat kering dengan temperatur suhu kamar. Sebenarnya tidak apa-apa juga disimpan di dalam freezer akan tetapi baiknya dalam jumlah sedikit jadi begitu buka langsung giling semua dan untuk satu kali konsumsi sehingga tidak ada sisa yang kemudian dimasukan lagi kedalam freezer sehingga buka tutup kemasan menyebabkan aroma hilang dan akan mudah kemasukan air.

Jenis-jenis Kopi 

Secara Umum Dari 40 jenis varietas kopi yang ada di dunia, terdapat dua jenis kopi utama yang paling banyak diperdagangkan, yaitu:

  • Kopi Arabika
hampir 75% produksi kopi di dunia merupakan kopi jenis ini (Indonesia menyumbang 10% dari jumlah tersebut).

  • Kopi Robusta
diproduksi sekitar 25% produksi dunia. Dari jumlah tersebut, Indonesia menyumbang 90%.
Tanaman kopi termasuk apa yang dinamakan "tanaman hari pendek" (short day plant), yaitu tanaman yang membentuk bakal bunga dalam periode hari pendek (yang dimaksud dengan hari pendek adalah siang hari yang panjangnya kurang dari 12 jam).
Indonesia, salah satu penghasil kopi yang cukup diandalkan. Biji kopi yang dapat menciptakan minuman beraroma menggoda ini berada di setiap daerah, baik Jawa, Sumatra dan Bali.

  • Kopi Bali
Kopi Robusta yang memiliki aroma tajam dan gurih, dan dengan kekentalan yang pekat karena pengaruh iklim, ketinggian, struktur mineral tanah yang khas. Kopi ini banyak diminati oleh penggemar minuman kopi. Bukan saja di daerah Bali tempat asalnya, tetapi juga di Indonesia umumnya.

  • Kopi Jawa
Jawa, sebagai salah satu penghasil kopi pertama di dunia, namanya juga dipakai untuk nama jenis seduhan yang memiliki cita rasa yang unik. Jenis Arabika ini menciptakan rasa yang lembut, dan beraroma tanah dengan kandungan asam rendah. Kopi ini terkenal sejak jaman penjajahan dulu, karena alasan negara penjajah datang ke tanah Jawa juga salah satunya karena terdapatnya tanaman kopi.

  • Kopi Lampung
Jenis Robusta yang paling banyak digemari karena rasanya manis dan lembut dengan keharuman yang lembut juga. Kopi ini juga cukup dikenal di kalangan pecinta minuman kopi. Bahkan di kedai-kedai, baik yang tradisional maupun modern, tidak jarang dijumpai minuman kopi asal lampung.

  • Expresso
Merupakan paduan tiga kekuatan kopi, yaitu aroma, kekentalan, dan rasa yang dahsyat. Reguk dengan segera ketika aroma dan rasa yang mudah berlalu, tetap pada puncaknya. Dan perpaduan citarasa kopi ini yang mengantarkan expresso menjadi salah satu minuman kopi yang digemari oleh para pecinta minuman kopi.

  • Kopi Tubruk
Cara tradisional menikmati kopi yang paling populer dan sangat digemari. Prosesnya pun tradisional. Kopi ditumbuk secara tradisional pula, lalu diseduh sesuai dengan selera. Bisa kental, bisa encer. Dan kenikmatan kopi tubruk ini begitu terasa dengan munculnya aroma asli yang begitu alami.

  • Kopi Gayo (Gayo Coffee)
merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo. Perkebunan Kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kedua daerah yang berada di ketinggian 1200 m dpl tersebut memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luasan sekitar 81.000 hektar. Masing-masing 42.000 ha berada di Kabupaten Bener Meriah dan selebihnya 39.000 ha di Kabupaten Aceh Tengah.
Gayo adalah nama suku asli yang mendiami daerah ini. Mayoritas masyarakat Gayo berprofesi sebagai Petani Kopi. Varietas Arabika mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo. Produksi Kopi Arabika yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia

  • Kopi Sidikalang
Dalam kancah perkopian nasional bahkan internasional, predikat Kopi Sidikalang pernah mencapai masa keemasan. Tak heran pula bahwa kenikmatan kopi robusta itu bahkan pernah secara ekonomis mengangkat harkat masyarakat Dairi sendiri. Tapi, kini kopi robusta nyaris tenggelam akibat gelombang pasar yang tidak menjamin lagi. Akibatnya, petani beralih ke tanaman kopi jenis arabika yang lebih mengutungkan, tapi kualitas beda.

Penyakit dan Hama pada kopi 

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, kopi mendapat serangan dan hama penyakit .
Misalnya hama seperti berikut :

1. Bubuk buah kopi (Stephanoderes hampei)
serangan hama bubuk buah menyebabkan buah kopi terpaksa cepat masak. Dengan demikian, buah kopi tersebut dipanen dini dan kualitasnya tidak bisa baik.
Hama tersebut biasanya dikendalikan dengan penyemprotan pestisida atau pengendalian dengan sistem hayati (biologis) melalui penyemprotan jamur.
2. Penggerek cabang cokelat dan hitam (Cylobarus morigerus dan Compactus)
menyerang ranting dan cabang. Pencegahan dengan PESTONA.
3. Kutu dompolan (Pseudococcus citri)
menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting dan daun muda, pencegahan gunakan PESTONA, BVR atau PENTANA.+ AERO 810 secara bergantian
4. Kutu lamtoro (Ferrisia virgata)
5. Nematoda Akar
6. Kutu loncat (Heteropsylla sp.)

Penyakit yang biasa menyerang tanaman kopi antara lain:
1. Penyakit karat daun disebabkan oleh Hemileia vastatrix , preventif semprotkan Natural GLIO
2. Penyakit Jamur Upas disebabkan oleh Corticium salmonicolor : Kurangi kelembaban , kerok dan preventif oleskan batang/ranting dengan Natural GLIO + POC NASA
3. Penyakit akar hitam penyebab Rosellina bunodes dan R. arcuata. Ditandai dengan daun kuning, layu, menggantung dan gugur. preventif dengan Natural GLIO
4. Penyakit akar coklat penyebabnya : Fomes lamaoensis atau Phellinus lamaoensis preventif dengan Natural GLIO
5. Penyakit bercak coklat pada daun oleh Cercospora cafeicola Berk et Cooke pencegahan dengan Natural GLIO
6. Penyakit mati ujung pada ranting.Penyebabnya Rhizoctonia .Preventif gunakan Natural GLIO.




Struktur pohon kopi

Minum Kopi tapi tak pernah lihat pohonnya ? waduh...
Tapi nggak apa apa, Sudah ada internet sekarang, anda bisa tahu rupa pohon kopi tanpa harus melihat langsung ke lapangan..
Secara biologi, pohon kopi bisa dijelaskan seperti penjelasan ilmiah berikut , sori kalau agak teknis..

Sistem Percabangan Tanaman Kopi

Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.

Sistem Perakaran Tanaman Kopi

Meskipun tanaman kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa.

Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.

Bunga dan Buah Tanaman Kopi
Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol.

Jenis Cabang Kopi

a.Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop)
Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.

b.Cabang Primer (cabang plagiotrop)
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3). berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.

Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.

c.Cabang Sekunder 
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.

d.Cabang Kipas 
Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas.

e.Cabang Pecut
Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.

f.Cabang Balik
Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.

g.Cabang Air
Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.

Bunga Tanaman Kopi

Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan jumlah tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian cabang primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun dapat terus menghasilkan cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga dalam satu saat. Bunga tersebut tersusun dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga, atau setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga.

Bunga tanaman kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benangsarinya terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan penyerbukan (peristiwa bertemunya tepungsari dan putik). Setelah terjadi penyerbukan, secara perlahan-lahan bunga akan berkembang menjadi buah. Mula-mula mahkota bunga tampak mengering dan berguguran. Kemudian kulit buah yang berwarna hijau makin lama makin membesar. bila sudah tua kulit ini akan berubah menguning dan akhirnya menjadi merah tua. waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 6-11 bulan, tergantung dari jenis dan faktor-faktor lingkungannya. Kopi arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi robusta 8-11 bulan.

Bunga tanaman kopi biasanya akan mekar pada permulaan musim kemarau sehingga pada akhir musim kemarau telah berkembang menjadi buah yang siap dipetik. Pada awal hujan, cabang primer akan memanjang dan membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim kemarau mendatang. Menurut cara penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kopi self steril dan kopi self fertil. Kopi self steril adalah jenis kopi yang tidak akan menghasilkan buah bila bunganya mengadakan penyerbukannya sendiri (tepung sari berasal dari jenis kopi yang sama). Kopi self steril ini baru menghasilkan buah bila bunganya menyerbuk silang (tepung sari berasal dari kopi jenis lainnya). Oleh karena itu tanaman kopi ini harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya sehingga penyerbukan silang bisa berlangsung. Kopi self fertil adalah kopi yang mampu menghasilkan buah bila mengadakan penyerbukan sendiri sehingga tidak harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya.

Buah Kopi
Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang hanya mengandung 1 (satu) butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali. Biji ini terdiri dari atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman kopi.


Cara pengolahan kopi

Secara Umum Proses Produksi dan pembuatan kopi seperti berikut :
Proses Produksi Kopi
1. Sortasi
Setelah melalui proses seleksi, biji kopi akan disortasi lagi menurut bobot dan ukuran. Selama proses ini, terjadi proses pembersihan dari benda asing pada biji kopi hijau sebelum mengalami proses produksi.
2. Penyimpanan
Biji kopi disimpan sesuai dengan keperluan penggorengan berikutnya.
3. Penggorengan
4. Pencampuran
5. Ekstraksi 
Ekstraksi menggunakan pelarut air.
6. Filtrasi ( Penyaringan)
7. Sentrifugasi
8. Evaporasi ( Penguapan) 
Fungsinya adalah untuk mendapatkan kadar ekstrak ideal
9. Pemisahan 
Dipisah sesuai dengan kebutuhan hasil akhir olahan kopi yang dibutuhkan yaitu :
a. Spray Dried
b. Aglomerasi
c. Ekstraksi Biasa
10.
a.1. Spray Drying

Prinsipnya adalah untuk menghilangkan air, dengan cara ekstrak dilewatkan dalam sebuah kolom; temperatur tinggi dalam kolom tersebut akan menguapkan air hingga didapatkan bubuk kopi. Bubuk kopi dikumpulkan pada bagian bawah kolom.
a. 2. Aglomerasi
Bubuk kopi spray dried direbus lagi untuk mendapatkan gumpalan antar partikel bubuk yang lebih besar, fungsinya adalah untuk mendapatkan rasa yang lebih kaya dan aroma yang lebih kuat.
a. 3 Ekstraksi
Kopi hasil ekstraksi awalan tidak mengalami proses lagi, dan langsung dikemas. 

Proses Pembuatan Kopi - Ala Nescafe

Kopi tumbuh di 'evergreen trees' yang penanamannya di sekitar wilayah Amerika bagian Selatan dan Tengah, Afrika serta Asia.
Untuk penanamannya, kopi membutuhkan sejumlah sinar matahari yang cukup, penyiraman secara teratur, penyuburan, serta pengendalian hama dan penyiangan. Pohon kopi yang masih muda memerlukan perhatian yang konstan dari para petani.

Penanaman Kopi

Pohon kopi dapat membutuhkan waktu sampai dengan 4 tahun untuk mencapai kematangannya dan berproduksi terus selama 40 tahun jika pohon tersebut terawat dengan baik.

Arabika dan Robusta
Di antara sekitar 60 jenis kopi yang ada, Arabika dan Robusta merupakan dua jenis kopi yang dikembangkan untuk kepentingan komersil dan manufaktur.
Robusta, termasuk jenis klasifikasi tumbuhan Canephora, tumbuh pada ketinggian yang rendah, yaitu sekitar 800 m di bawah permukaan laut (hal tersebut juga dipengaruhi oleh garis lintang). Jenis kopi ini mempunyai karakteristik struktur yang kuat, serta memiliki tingkat keasaman yang rendah. Umumnya, Robusta tumbuh di beberapa Negara seperti Vietnam, Brasil serta Indonesia. Sementara, jenis kopi Arabika tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi, biasanya berada di atas 800 m hingga 2500 m dari permukaan laut. Beberapa jenisnya yang terkenal yaitu Bourbon, Tipica, Caturra, Catuai, Catimor, Mundo Novo, Colombia, dll. Karakteristik dari kopi Arabika ini adalah aromanya yang nikmat, struktur yang tidak besar serta memiliki keasaman yang pas. Brazil, Colombia, Ethiopia, Amerika Tengah, Meksiko, India, serta Afrika Utara merupakan negara-negara yang memproduksi kopi Arabika terbaik. Pada NESCAFÉ, Anda akan menemukan beragam campuran kopi Arabika dan Robusta yang menghasilkan citarasa dan aroma terbaik!

Pemetikan Biji Kopi
Pada saat pohon kopi mulai berproduksi buah, hal tersebut membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan agar buah menjadi matang hingga berwarna merah seperti 'buah ceri'. Kopi tersebut kemudian dipetik dengan tangan. Untuk kualitas kopi yang terbaik, kopi dipetik jika telah matang serta berwarna merah ceri. Kopi yang belum matang dibiarkan matang di dahannya hingga kemudian dapat dipetik. Selama panen, setiap pohon harus dikunjungi untuk beberapa waktu, hal ini merupakan metode yang membutuhkan biaya yang lumayan tinggi. Alternatif lain adalah, para petani memprediksi/menentukan waktu panen, dan kemudian memetik buah yang telah matang maupun yang belum matang dari pohonnya secara serentak. Hal ini dilakukan dengan mendorongkan dahan-dahan tersebut dengan menggunakan tangan sehingga buah-buahan jatuh ke dalam sebuah keranjang atau pada kain terpal yang dibentangkan di bawah pohon. Metode ini lebih efisien, namun menghasilkan kualitas yang lebih rendah secara keseluruhan.

Persiapan/Penyajian Biji Kopi

Sebelum disangrai, biji kopi harus dikeringkan terlebih dahulu. Ada dua cara untuk mempersiapkan biji kopi yaitu dengan metode 'kering' atau dengan metode 'basah'.
Dengan metode kering, biji kopi yang telah dipetik dibentangkan pada tikar khusus dan biarkan untuk terjemur sinar matahari selama dua hingga tiga minggu.
Dengan metode 'basah', mesin 'bubur' digunakan untuk mengambil ampas dari biji kopi tersebut. Hasilnya disebut "kopi perkamen" kemudian difermentasikan dan direndam untuk mengeluarkan ampas yang tersisa.

Pemilihan Biji Kopi 
Dalam tahap ini, biji kopi berwarna agak sedikit kehijauan, oleh sebab itu disebut 'biji kopi hijau', yang sebagian besar tidak memiliki bau atau rasa kopi. Sebelum dipak ke dalam kantung dan dikirim ke seluruh dunia, kopi hijau dipilih, disusun berdasarkan tingkatannya dan diperiksa untuk memastikan kualitasnya. Stinkers, blacks, sours dan foxes adalah beberapa kriteria dari biji kopi yang tidak sempurna.

Campuran

Prosedur pencicipan rasa dan pencampuran kopi merupakan bagian yang kompleks. Setiap pembuat kopi menjalankan pencampuran kopinya secara ketat.
Biji kopi pilihan NESCAFÉ berasal dari seluruh dunia- seperti Brazil, Kolombia, Kenya, Costa Rica, dsb. Semua ini bergantung pada keahlian kelompok pencampuaran kopi guna memastikan kualitas serta cita rasa kopi yang mereka produksi bersifat konsisten sepanjang tahun.

Pembakaran Biji Kopi

Sebagaimana yang kita ketahui biji kopi hijau yang dibakar tidak akan menyebabkan hilangnya aroma serta cita rasa pada kopi tersebut.
Bergantung pada peralatan pembakaran dan rasa yang ingin dihasilkan dari kopi yang sedang dibuat, biji kopi hijau biasanya dibakar pada suhu 180°C dan 240°C selama tiga hingga 12 menit.


Penggilingan

Sebelum dimasak, biji kopi yang telah dibakar harus digiling. Penggilingan pada biji kopi dapat meningkatkan luas permukaan kopi, sehingga pada saat pembuatannya, penyerapan rasa pada kopi akan lebih mudah.

Pembuatan kopi agar dapat mudah larut

Kopi yang mudah larut dapat dibuat dengan cara yang sama seperti kopi yang dimasak dan digiling, yaitu biji kopi dicampur, dibakar serta digiling. Tunggu kopi segar yang telah di masak ini menjadi kering, mengeluarkan air dan Anda akan memperoleh kopi yang mudah larut 100%.

 Macam-macam coffee maker






PENGENDALIAN HAYATI




Secara umum pengertian pengendalian hama secara biologi/hayati adalah penggunaan makhluk hidup untuk membatasi populasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Makhluk hidup dalam kelompok ini diistilahkan juga sebagai organisme yang berguna yang dikenal juga sebagai musuh alami, seperti predator, parasitoid, patogen. Dalam hal penggunaan dan pengendalian mikroorganisme (termasuk virus), pengertian organisme yang berguna diperluas yaitu meliputi makhluk hidup termasuk yang bersel tunggal, virion, dan bahan genetik.
Menurut Rosichon, pengendalian biologi memiliki keunggulan lebih ramah lingkungan. Pasalnya, penggunaan insektisida dapat dikurangi bahkan tidak digunakan sama sekali. Kendati demikian, kunci dari pengendalian hama secara biologi adalah mengenal terlebih dahulu aspek biologi dari serangga itu sendiri. Aspek biologi dari serangga antara lain siklus hidup, umur, dan deskripsi masing-masing spesies. Informasi tersebut menjadi penting untuk menentukan saat yang tepat untuk pengendalian hama.Pengendalian hayati, walaupun usahanya memerlukan waktu yang cukup lama dan berspektrum sempit (inangnya spesifik), tetapi banyak keuntungannya, antara lain aman, relatif permanen, dalam jangka panjang relatif murah dan efisien, serta tidak akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa musuh-musuh alami mempunyai peranan yang sangat besar dalam membantu kita untuk menekan perkembangan hama tanaman. Pengendalian hama yang hanya menggunakan pestisida saja dengan spektrum luas dan terus-menerus sebenarnya tidak baik dari segi ekologi. Oleh karena itu dalam pengelolaan hama, cara pengendalian hayati perlu ditingkatkan dan penggunaan pestisida hendaknya dilakukan secara bijaksana agar keseimbangan alami tidak terganggu. Hanya saja, kata Rosichon, kelemahan dari pengendalian biologi adalah penerapannya di level petani. Pengendalian biologi yang membutuhkan teknik khusus masih dikuasai para peneliti.
MUSUH ALAMI
Musuh alami merupakan pengendalian alami utama hama yang berkerja secara “tergantung kapadatan populasi” sehingga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan dan perkembangbiakan hama. Musuh alami hama bisa berupa predator (pemangsa), parasitoid, dan patogen.
a.Predator (pemangsa)
Pemangsa adalah serangga atau hewan pemakan serangga yang selama masa hidupnya banyak memakan mangsa. Secara fisiologis, ciri pemangsa adalah bentuknya lebih besar dari mangsanya. Jenis pemangsa, antara lain kumbang, lalat, laba-laba, tawon, dan seranga-serangga kecil lainnya.
Aktivitas serangga pemangsa hama tanaman yang disebut musuh-musuh alami (predator dan parasitor),secara tidak langsung ikut membantu manusia khususnya petani dalam menekan perkembangan hama tanaman. Predator sebagai serangga liar yang berguna ini perlu mendapat perhatian kita karena seringkali akibat perbuatan manusia, jumlah musuh-musuh alami ini cenderung menjadi sedikit, bahkan musnah sama sekali. Kita sudah maklum bahwa hama tanaman merupakan salah satu penyebab rendahnya produksi tanaman. Penurunan hasil karena serangan hama dapat mencapai lebih dari 50%. Karena itu banyak dilakukan usaha-usaha untuk menanggulangi kehadiran hama tanaman. Usaha penanggulangannya dilakukan dengan berbagai cara, antara lain, yaitu dengan perbaikan cara bercocok tanam, menggunakan musuh alami, menggunakan pestisida, menanam varietas tahan, dan kombinasi dari cara-cara pengendalian tersebut. Semua orang mengira dan memang tidak kita sangsikan bahwa pestisida merupakan satu-satunya “alat” yang paling ampuh untuk mengendalikan serangan hama, terutama jika populasi serangga hama telah melampaui atau mencapai tingkat “ambang kerusakan ekonomi”, yaitu suatu tingkat serangan hama yang segera akan menyebabkan kerugian ekonomi apabila tidak dikendalikan. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan pestisida yang berspektrum luas secara terus-menerus dan berlebihan ternyata dapat menimbulkan dampak negatif antara lain yaitu serangga hama menjadi lebih tahan, pencemaran lingkungan, bahaya langsung terhadap pemakai, bahaya residu terhadap manusia dan hewan peliharaan, serta akibat yang lebih serius adalah matinya serangga berguna seperti predator, parasitoid dan serangga penyerbuk, dan selanjutnya dapat menimbulkan terjadinya peningkatan populasi hama setelah penggunaan pestisida (resurgensi) dan terjadinya ledakan hama sekunder.
b. Parasitoid
Parasitoid adalah serangga yang sebelum tahap dewasa berkembang pada atau di dalam tubuh inang (biasanya serangga juga). Parasitoid mempunyai karakteristik pemangsa karena membunuh inangnya dan seperti parasit karena hanya membutuhkan satu inang untuk tumbuh, berkembang, dan bermetamorfosis.
.Parasitoid sering juga disebut parasit. Kebanyakan serangga parasitoid hanya menyerang jenis /hama secara spesifik.Serangga parasitoid dewasa menyalurkan suatu cairan atau bertelur pada suatu hama sebagai inangnya. Ketika telur parasitoid menetas, larva akan memakan inang dan membunuhnya. Setelah itu keluar meninggalkan inang untuk menjadi kepompong lalu menjadi serangga lagi.
Sebagian besar parasitoid ditemukan di dalam dua kelompok utama bangsa serangga, yaitu Hymenoptera (lebah, tawon, semut, dan lalat gergaji) dan bangsa Diptera (lalat beserta kerabatnya). Meskipun tidak banyak, parasitoid juga ditemukan pada bangsa Coleoptera, Lepidoptera, dan Neuroptera. Sebagian besar serangga parasitoid yang bermanfaat adalah dari jenis-jenis tawon atau lalat.
C.Patogen (mikroorganisme penyebab penyakit)
Cara pengendalian biologis lainya adalah menggunakan musuh alami patogen, yaitu makhluk hidup yang menjangkitkan penyakit pada inang. Dalam kondisi tertentu, seperti kelembapan yang tinggi secara alami, suatu organisme rawan terhadap serangan patogen. Patogen dapat dimanfaatkan untuk dijadikan musuh alami dari hama pertanian. Contoh patogen di antaranya, bakteri, virus, dan jamur.
Pengendalian Hayati Pada Tanaman Kopi
Dalam usaha pengendalian hama kopi, kebanyakan di perkebunan besar masih menggunakan pestisida sebagai alternative pertama. Usaha pengendalian hayati untuk hama pada tanaman kopi hingga saat ini belum banyak di lakukan. Sebenarnya metode pengendalian hayati sudah lama di rintis di Indonesia, tetapi belum di usahakan secara sungguh-sungguh. Di Indonesia, pengendalian hayati menggunakan predator, parasit, dan pathogen terhadap hama kopi yang pernah di lakukan tetapi tidak berhasil dengan baik.
MUSUH ALAMI HAMA PADA TANAMAN KOPI
1. Hypothenemus hampei Ferr
Merupakan hama utama pada pertanaman dan penyimpanan. Hama ini menggerek buah kopi yang masih muda sampai dengan buah matang. Serangga ini mempunyai tiga jenis musuh alami yang penting yaitu Prorops nasuta, Heterospilus coffeicola, dan Cephalonomia stephanoder
a. Prorops nasuta
Adalah serangga yang berwarna coklat kehitaman dengan antenna dan kaki berwarna coklat muda. Serangga ini berasal dari afrika. Beberapa ribu Prorops nasuta dewasa dilepaskan di kebun kopi, tetapi spesies ini tidak dapat berfungsi sebagai pengendali yang efektif karena tidak dapat meneruskan perkembangannya.
b. Heterospilus coffeicola
Serangga ini juga di import ke jawa, akan tetapi tampaknya kecil sekali kemungkinan sebagai pengendali yang efektif. Hal ini di sebabkan karena serangga dewasanya hidup bebas, sukar di biakkan di laboratorium dan membutuhkan buah yang terserang secara berturut-turut unutk mempertahankan hidupnya.
c. Cephalonomia stephanoderis
Merupakan parasit penting hama ini. Hampir 50% Hypothenemus hampei yang terdapat dalam biji hitam terparasit. Larvanya merupakan ectoparasit pada larva instant terakhir. Parasit ini mempunyai kemampuan yang besar dalam menurunkan populasi hama ini. Cephalonomia stephanoderis ini belum pernah di introduksi di Negara-negara untuk tujuan pengendalian hayati, tetapi di harapkan dan tampaknya memperlihatkan potensi untuk tujuan tersebut.
Selain ketiga serangga parasit dan predator tersebut, juga terdapat musuh alami berupa jamur yang pernah menyerang Hypothenemus hampei yaitu Brotrytis stephanoderis Bally, dan Specaris javanica Bally. Jamur-jamur ini biasanya di temukan pada larva Hypothenemus hampei, tetapi dapat pula membunuh imagonya dalam waktu yang singkat. Akan tatepi kelemahannya adalah jamur-jamur ini tidak dapat menyebar lebih jauh dari tempat infeksinya dan dapat menyebabkan kematian dalam jumlah besar. Jamur ini tidak efektif pada musim kemarau.
2. Coccus viridis
Dikenal sebagai kutu hijau yang banyak di jumpai di daerah tropis maupun sub tropis. Kutu hijau terdapat pada tanaman kopi hamper pada semua bagian tanaman yang hijau, tetapi terutama di dalam dompolan buah kopi dan pada bagian cabang dan batang yang masih muda.
Pada dasarnya kutu hijau mempunyai tiga kelompok musuh alami yang terdiri dari parasit Hymenoptera, predator dari ordo Lepidoptera, dan jamur. kurang lebih 11 spesies dari ordo hymenoptera merupakan parasit kutu hijau, dan yang paling di kenal adalah Coccophagus bogoriensis yang mampu membunuh sampai 70% populasi kutu hijau. Meskipun tidak ada laporan investasinya, tetapi musuh alami dari ordo hymenoptera dinilai sebagai factor pengendali yang menurunkan populasi kutu hijau terutama di musim kemarau.
Predator yang terpenting adalah Chilocorus melanophthalmus , akan tetapi pada kondisi yang menguntungkan predator-predator ini tidak dapat mencegah perkembangan koloni kutu hijau.
Selain predator dan parasit, ada juga jamur spesies pathogen yang merupakan factor penyebab kematian kutu hijau. Jamur-jamur ini membentuk penutup putih pada serangga yamg terbunuh kemudian memproduksi ikatan benang-benang putih di sekeliling daun. Cephalosporium lecanii adalah jamur yang paling dominant yang muncul pada saat kondisi lembab.jamur ini merupakan musuh utama yang menyebabkan kematian, terutama pada musim hujan. Penyebaran jamur ini di Bantu oleh semut. Di India , jamur ini di laporkan dapat membunuh 90% dari populasi kutu hijau selama musim hujan