Powered By Blogger

Selasa, 28 Februari 2012

BAKTERI


Morfologi sel
Bakteri memiliki bentuk yang sangat bervariasi

Bentuk sel bakteri meliputi:

* kokus (bulat)
* basil (batang)
* spirilum (spiral)
* filamen

Bentuk sel menunjukkan karakteristik spesies bakteri tersebut, tetapi dapat bervariasi tergantung kondisi pertumbuhannya. Beberapa bakteri memiliki siklus hidup yang kompleks.
ukuran sel

Ukuran bakteri sangat kecil berkisar antara 0,5-5μm. Bakteri terbesar yang pernah ditemukan adalah Thiomargarita dengan lebar mencapai 750μm (0,75 mm) yang membuatnya bisa terlihat dengan mata telanjang.
Dinding sel

Fungsi dinding sel pada prokaryota, adalah melindungi sel dari tekanan turgor yang disebabkan tingginya konsentrasi protein dan molekul lainnya dalam tubuh sel dibandingkan dengan lingkungan di luarnya. Dinding sel bakteri berbeda dari organisme lain. Dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan yang terletak di luar membran sitoplasmik. Peptidoglikan berperan dalam kekerasan dan memberikan bentuk sel. Ada dua tipe utama bakteri berdasarkan kandungan peptidoglikan dinding selnya yaitu Gram positif dan Gram negatif.
Dinding sel Gram positif

Karakteristik utamanya adalah tebalnya lapisan peptidoglikan pada dinding sel. Akibatnya, pada saat prosedur pewarnaan Gram, meninggalkan warna biru. Dinding sel Gram positif biasa ditemukan pada Actinobacteria dan Firmicutes.
Dinding sel Gram negatif

Tidak seperti dinding sel Gram positif, dinding sel Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Hal ini menyebabkan lunturnya warna biru/merah muda saat disiram etanol. owhowh
Struktur permukaan bakteri lainnya
Pili dan fimbria

Fimbria adalah tabung protein yang menonjol dari membran pada banyak spesies dari Proteobacteria. Fimbria umumnya pendek dan terdapat banyak di seluruh permukaan sel bakteri. Struktur pili mirip dengan fimbria dan ada di permukaan sel bakteri namun tidak banyak. Pili berperan dalam konjugasi bakteri. Fimbria hanya ditemukan pada bakteri gram negatif, dimana bakteri tersebut memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis pada dinding selnya.
Kapsul dan lapisan lendir

kapsul adalah bagian asesori dari bakteri berfungsi melindungi bakteri dari suhu atau kondisi lingkungan yang ekstrim
Flagela
A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik;

Flagela adalah struktur kompleks yang tersusun atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk seperti tabung cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela berbentuk seperti cambuk. Flagela digunakan bakteri sebagai alat gerak. Bentuk yang umum dijumpai meliputi:

* Monotrik - Flagela tunggal ditemukan di satu tempat di sekitar sel
* Peritrik - Banyak flagela ditemukan di satu sisi
* Amfitrik - Banyak flagela ditemukan pada kedua kutub sel
* Lofotrik - Flagela ditemukan pada seluruh permukaan sel

Struktur sel bakteri bagian dalam

Dibandingkan dengan eukaryota, bagian dalam sel bakteri sangat sederhana.
Kromosom dan plasmid
Struktur sel prokaryota

Tidak seperti eukaryota, kromosom bakteri tidak dikelilingi membran-bound nucleus melainkan ada di dalam sitoplasma sel bakteri. Ini berarti translasi, transkripsi dan replikasi DNA semuanya terjadi di tempat yang sama dan dapat berinteraksi dengan struktur sitoplasma lainnya, salah satunya ribosom.

Kebanyakan bakteri memiliki plasmid. Plasmid dapat dengan mudah didapat oleh bakteri. Namun, bakteri juga mudah untuk menghilangkannya. Plasmid dapat diberikan kepada bakteri lainnya dalam bentuk transfer gen horizontal.
Membran intraselular

Membran intraselular dapat ditemui pada bakteri fototrof, bakteri nitrifying dan bakteri metana.
Ribosom

Semua prokaryota memiliki 70S (di mana S = satuan Svedberg) ribosom sedangkan eukaryota memiliki 80S ribosom pada sitosol mereka.
Vakuola gas

Dengan mengatur jumlah gas dalam vakuola gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel mereka secara keseluruhan dan bergerak ke atas atau bawah dalam air.
Endospora

Endospora tahan terhadap berbagai jenis larutan kimia, dan keadaan lingkungan yang tidak baik.

Rabu, 08 Februari 2012

SELLULOTIK - BIOTEK

MENGUKUR ENZIM SELULLOTIK             


 

LAPORAN
 



Oleh:

MUKLIS ADI PUTRA
080302017 / HPT




FAK PERTANIAN















                                                                                    


LABORATORIUM  BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 0
MENGUKUR ENZIM SELULLOTIK             


 

                   LAPORAN
 


  Oleh:

MUKLIS ADI PUTRA
080302017 / HPT



Laporan  Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test di
Laboratorium Bioteknologi Pertanian Departemen Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ditugaskan Oleh :
Dosen Penanggung jawab


(Ir. T. Sabrina, M.Agr. Sc, Ph.D)
NIP. 1964 062 019990 32001

     Disetujui Oleh:                                                           Diperiksa Oleh:
         Asisten Koordinator                                                          Asisten Korektor



    (Arina Hairunnisa Lubis)                                        (Hendra Gunawan Tanjung)
           NIM: 070303016                                                           NIM: 060303034    



LABORATORIUM  BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 0

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
            Adapun judul dari laporan ini adalah “Mengukur Enzim Selullotik” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
            Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prof. Dr. Ir. Jenimar, MP., Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS., Dr. Lisnawita, SP, M.Si., Ir. T. Sabrina, M.Agr. Sc, Ph.D., Lutfi Aziz Mahmud Siregar, SP, M.Sc., PhD.,              Ir. Hardi Guchi, MP., dan Ir. Eva Sartini Bayu, M.Si. selaku dosen mata kuliah Bioteknologi Pertanian serta kepada abang dan kakak asisten yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
            Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
            Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaaat bagi kita semua.

Medan,  Mei 2010


                   Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

PENDAHULUAN

            Latar belakang........................................................................................... 1
            Tujuan Percobaan...................................................................................... 2
            Kegunaan Percobaan................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE

            Tempat Dan Waktu Percobaan................................................................. 5
            Bahan Dan Alat........................................................................................ 5
            Prosedur Percobaan................................................................................... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

            Hasil ......................................................................................................... 7
            Pembahasan............................................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN
            Kesimpulan............................................................................................... 10
            Saran ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
FLOW CHART

LAMPIRAN



 
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara umum, profil horizon A terdiri dari lebih banyak mikroorganisme daripada horizon B dan C. Dalam kondisi anaerob (tidak ada oksigen), bakteri mendominasi tempat dan melaksanakan kegiatan mikrobiologi dalam tanah karena jamur dan actinomycetes Cytophaga dan Sporocythopaga. Dua genus yang terakhir termasuk selullotik dan karenanya dominan dalam lingkungan yang kaya selulosa. Myxobacteria memakan bakteri Gram negative lainnya melalui lisis (Rao, 1994).
Selulosa merupakan komponen dasar dari bahan-bahan asal tumbuhan dan produksi selulosa melampaui semua zat-zat alamiah lain. Zat-zat yang menetap di dalam tanah dan sisa-sisa tumbuhan yang dikembangkan ke dalam tanah, 40-70 % terdiri dari selulosa. Komponen selulosa yang demikian tinggi menggaris bawahi pentingnya pengurai selulosa pada proses mineralisasi dan peredaran karbon (Schlegel, 1994).
Medium, termasuk substrat yang digunakan oleh organisme itu untuk membuat produk baru, harus murah (relatif terhadap produk yang akan dihasilkan) dan tersedia dalam jumlah banyak. Misalnya, limbah yang mengandung nutrien dari industri persusuan (air dadih) dan industri kertas (cairan limbah dari pemasakan kayu) digunakan untuk menghasilkan bahan-bahan bernilai     (Pelczar, 1986).
Seperti umumnya  di dalam habitat/tempat lainnya juga kelompok mikroba yang didapatkan hidup di dalam air terdiri dari bakteri, fungi, mikroalge, virus dan protozoa. Kelompok tersebut ada yang mendatangkan keuntungan, tetapi banyak yang mendatangkan kerugian (Suriawiria, 1996).
Walaupun beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh mikroorganisme telah diketahui dan dimanfaatkan selama ribuan tahun, tetapi baru 300 tahun yang lalu organisme-organisme mikroskopik terlihat dan dipelajari pertama kali. Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal secara individual tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Mereka tersebar luas di alam dan dijumpai pada pangan   (Gaman dan Sheerington, 1994).
Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan penulisan adalah  untuk mengukur dan menguji enzim selullotik.

Kegunaan Percobaan
-       Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
-       Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.







TINJAUAN PUSTAKA

Teknik isolasi adalah suatu teknik yang menggunakan media yang disterilisasikan (dihilangkan dari berbagai jenis mikroba) dan peralatan dikenal aseptic (tidak terkontaminasi mikroorganisme). Ada dua metode umum untuk isolasi dan pemisahan mikroorganisme : 1. Metode Penggoresan Agar (Streak Plate) dan 2. Metode Penuangan Agar (Pour-Plate). Apapun metode yang digunakan, mikroba-mikroba tersebut dipisahkan dari yang berkelompok di atas cawan yang sudah diinkubasi. Kemudian populasi tersebut membentuk koloni. Koloni tersebut merupakan sel tunggal yang disebut klon (Lee, 1983).
Populasi mikroba jarang sekali sebagai biakan alami sehingga untuk mengetahui karakteristik dan lingkungan dari mikroorganisme, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan memisahkan jenis terkontaminasi melalui biakan murni atau teknik isolasi. Hasil kerja pada biakan murni adalah dianggap berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).
Beberapa mikroorganisme memiliki sifat yang menguntungkan dan dapat dipergunakan untuk melayani manusia. Sedikit saja orang yang menyadari akan pentingnya peranan organisme dalam kehidupan sehari-hari. Mikroorganisme sangat penting bagi kehidupan, karena memberi peranan pada pembusukan atau pelapukan bahan-bahan organik kompleks dari tanaman atau binatang yang telah mati dipecah menjadi lebih sederhana menjadi senyawa-senyawa anorganik yang memungkinkan dapat dipergunakan kembali untuk pertumbuhan tanaman yang baru sehingga keseluruhan daur kehidupan dapat berlangsung                     (Gaman dan Sheerington, 1994).
Pecahan enzimatik selulosa dilakukan oleh selulase. Menilik hasil pemeriksaan pada fungi system selulase sekurang-kurangnya terdiri dari tiga enzim : 1. enzim-enzim endo-ß-1.4-glukanase mempengaruhi secara serentak ikatan ß-1.4 di dalam makromolekul dan menghasilkan potongan-potongan besar berbentuk rantai dan ujung-ujung bebas. 2. enzim ekso-ß-1.4-glukanase memotong mulai dari ujung-ujung rantai, disakarida selobiosa. 3. enzim ß-glukosidase menghidrolisasi selobiosa dengan membentuk glukosa.dalam biak di laboratorium enzim-enzim ini hanya akan dibentuk oleh mikroorganisme, apabila selulosa merupakan satu-satunya substrat (Schlegel, 1994).
Kultur adalah pertumbuhan dari mikroorganisme. Mikroorganisme  akan tumbuh di dalam media yang terdiri dari zat-zat yang merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang diduga sebagai penyebab atau menghambat mikroorganisme yang tidak diinginkan yang mungkin mengkontaminasi spesimen (Gibson,1996)
Bakteri juga diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan nutrisinya menjadi bakteri yang membutuhkan asam amino, vitamin B, asam amino + vitamin B, faktor pertumbuhan yang tidak terindentifikasi dalam akstrak khamir atau ekstrak tanah, dan akstrak tanah + akstrak khamir. Sumber vitamin B dan faktor pertumbuhan lainnya dalam tanah sukar untuk dijelaskan dan adanya spesies yang terlalu pemilih dalam tanah yang membutuhkan substansi pertumbuhan hanya dapat dijelaskan berdasarkan saling ketergantungan antara galur bakteri yang berbeda-beda dalam hasil akstraseluler (Rao, 1994).
Media dapat berbentuk cair atau padat. Penambahan 1 % agar-agar (yang berasal dari rumput laut) akan menyebabkan cairan berbentuk seperti gel yang mempunyai permukaan yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Media seperti ini disebut “agar-agar”. Media agar-agar biasanya ditempatkan di dalam cawan petri. Bahan yang berisi mikroorganisme yang diduga, digoreskan di atas permukaan media dan kemudian cawan diinkubasikan pada temperaturyang sesuai dan diperiksa, biasanya sesudah 18 jam. Koloni mikroorganisme tampak sebagai pertumbuhan yang berwarna putih atau warna lain dan kadang-kadang tampak jelas. Pertumbuhan suatu mikroorganisme kadang-kadang menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain di dekatnya. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan (Gibson, 1996).















BAHAN DAN METODE

Tempat Dan Waktu Percobaan
Adapun percobaan ini dilakukan di laboratorium Bioteknologi Pertanian Sub Tanah Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut. Percobaan ini dilakukan di bulan April pada hari jum’at pukul 14:00 WIB hingga selesai.
Bahan dan Alat
Bahan

Adapun bahan dari percobaan ini adalah K2HPO4 0,25 gr, KH2PO4        0,25 gr, (NH4)2SO4 0,05 gr, MgSO4.7H2O 0,05 gr, CaCl2 0,05 gr, Yeast Extract 0,05 gr, dan air destilasi sebagai bahan media untuk isolasi bakteri, pepton 2,5 gr, beef extract 1,5 gr, NaCl 2,5 gr dan air destilasi sebagai bahan untuk pertumbuhan bakteri serta label nama untuk memberi tanda.
Alat
            Adapun alat dari percobaan ini adalah autoklaf untuk sterilisasi alat atau media yang dipakai. Laminair Air Flow sebagai media kerja steril. Timbangan analitik untuk menentukan berat bahan. Petridis sebagai tempat media. Gelas ukur sebagai alat atau tempat penakar larutan yang digunakan. Erlenmeyer untuk tempat atau wadah larutan. Beaker glass untuk tempat larutan. Hot Plate-Stirer untuk memanaskan larutan. Spatula untuk mengambil bahan. Gabus sebagai penutup erlenmeyer. Kertas saring untuk menyaring media. Pipet steril untuk mengambil dan memindahkan larutan. Kapas sebagai penutup erlenmeyer. Handsprayer sebagai wadah alkohol untuk sterilisasi alat dan bahan. Aluminium foil sebagai penutup botol erlenmeyer. Baju lab untuk dipakai ketika menanam eksplan. Serbet sebagai pembersih meja penabur. Pulpen sebagai alat tulis.

Prosedur Percobaan

I. Prosedur Media Isolasi Bakteri (Media Hans)
-       Ditimbang bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk media Hans
-       Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 ml
-       Diaduk dan digojok dengan rotating shaker
-       Dimasukkan ke dalam 5 erlenmeyer 500 ml
-       Dimasukkan ke dalam autoclave selama ± 2 jam
-       Dibiarkan sampai dingin
-       Dimasukkan 1 gr bahan-bahan seperti TKKS ke dalam masing-masing erlenmeyer
-       Ditutup dengan gabus yang ada pada kertas saring
-       Dibiarkan selama 1 minggu
-       Dibuat ulangan tiap minggu selama 1 minggu
II. Prosedur Media Pertumbuhan Bakteri (Media Nutrient Agar)
-   Ditimbang bahan yang dibutuhkan
-   Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 ml
-   Dimasak sampai mendidih
-   Dimasukkan ke dalam autoclave ± 2 jam
-   Dibiarkan sampai hangat-hangat kuku
-   Dimasukkan ke dalam petridish
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Media Nutrient Agar (NA)


Media Hans







Pembahasan

Dari percobaan yang dilaksanakan, bakteri ataupun mikroorganisme dibiakkan untuk mengukur enzim Selullotiknya, dalam medianya diperlukan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bakteri yang dibiakkan karena mikroorganisme yang dibiakkan setidaknya sesuai dengan apa yang menjadi bahan makanannya. Hal ini sesuai dengan literatur Rao (1994) yang menyatakan bahwa bakteri juga diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan nutrisinya menjadi bakteri yang membutuhkan asam amino, vitamin B, asam amino + vitamin B, faktor pertumbuhan yang tidak terindentifikasi dalam akstrak khamir atau ekstrak tanah , dan akstrak tanah + akstrak khamir.
            Dari hasil percobaan diperoleh bahwa media Hans untuk media isolasi bakteri. Dalam pengerjaan isolasinya dilaksanakan secara steril atau tidak terkontaminasi dengan mikroba-mikroba lainnya. Dengan melakukan teknik penggoresan. Hal ini sesuai dengan literatur Lee (1983) yang menyatakan bahwa teknik isolasi adalah suatu teknik yang menggunakan media yang disterilisasikan (dihilangkan dari berbagai jenis mikroba) dan peralatan dikenal aseptik(tidak terkontaminasi mikroorganisme).
            Dari hasil percobaan diperoleh bahwa media Nutrient Agar (NA) untuk media pertumbuhan bakteri. Dengan menggunakan bahan agar-agar sehingga bahan media ini menjadi padat ataupun solid. Selain bahan ini merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme yang dibiakkan, bahan media ini juga mudah di dapat, murah dan baik dalam membiakkan bakteri yang sesuai dengan literatur  Gibson (1996) yang menyatakan media dapat berbentuk cair atau padat. Penambahan 1 % agar-agar (yang berasal dari rumput laut) akan menyebabkan cairan berbentuk seperti gel yang mempunyai permukaan yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Media seperti ini disebut “agar-agar”.
Dari percobaan, kita ketahui bahwa mikroorganisme-mkroorganisme ini ada yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Seperti bakteri-bakteri Selullotik yang bermanfaat bagi lingkungan pertanian karena dia memiliki peran yang penting dalam proses perombakan atau mengubah menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan literatur Gaman dan Sheerington (1994) yang menyatakan bahwa beberapa mikroorganisme memiliki sifat yang menguntungkan dan dapat dipergunakan untuk melayani manusia. Mikroorganisme sangat penting bagi kehidupan, karena memberi peranan pada pembusukan atau pelapukan bahan-bahan organik kompleks dari tanaman atau binatang yang telah mati dipecah menjadi lebih sederhana menjadi senyawa-senyawa anorganik yang memungkinkan dapat dipergunakan kembali untuk pertumbuhan tanaman yang baru sehingga keseluruhan daur kehidupan dapat berlangsung.
















KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.    Dari hasil percobaan diketahui bahwa Media Nutrien Agar (NA) untuk media pertumbuhan bakteri
2.    Dari hasil percobaan diketahui bahwa Media Hans untuk media isolasi bakteri
3.    Dari hasil percobaan, selama pembuatan media harus menerapkan prinsip aseptik
4.    Pertumbuhan bakteri ditandai adanya perubahan warna pada medianya
5.    Metode yang digunakan dalam percobaan adalah metode Penggoresan

Saran
            Diharapkan agar praktikan membuat media dengan perbandingan bahan yang tepat, dilakukan dengan hati-hati dan menerapkan prinsip aseptik agar keberhasilan yang dicapai bagus.









DAFTAR PUSTAKA
                                                                                  
Gaman, P. N. dan Sheerington. 1994. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. UGM-Press, Yogyakarta.

Gibson, J. M., 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern. EGC Press, Jakarta.

Lee, J. J., 1983. Microbiology. Barners and Noble Book Publisher, New York.

Pelczar, M. J., E. C. S. Chan and M. F. Pelczar. 1986. Dasar Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh R. R. Haditomo, T. Imas, S. S. Tjitrosoemo. MC Graw Hill, USA.

Rao, N. S. S., 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Edisi Kedua. UI Press, Jakarta.

Schlegel, H. G., 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. UGM Press, Yogyakarta.

Suriawiria, U., 1996. Mikrobiologi Air Dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Penerbit Alumni Bandung, Bandung.

nitrifikasi - biotek



PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Nitrifikasi dan Denitrifikasi”. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Test     di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada dosen pengajar mata kuliah Bioteknologi Pertanian Ir. T. Sabrina, M.Agr. Sc, Ph.D.,    Ir. Hardy Guchi, MS., Ir. Luthfi Ahmad, Msi., dan Ir. Lisnawita, Msi.                                                       selaku dosen pengajar mata kuliah Bioteknologi Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan kepada asisten-asisten yang telah banyak membantu dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan,   Mei  2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang.......................................................................................... 1
TujuanPercobaan....................................................................................... 2
Kegunaan Percobaaan............................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Nitrifikasi................................................................................................... 3
Denitrifikasi............................................................................................... 5

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Tempat dan Waktu percobaan................................................................... 7
Bahan dan Alat.......................................................................................... 7
Bahan ................................................................................................ 7
Alat..................................................................................................... 8
Prosedur Percobaan................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil........................................................................................................... 11
Pembahasan............................................................................................... 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

NITRIFIKASI DAN DENITRIFIKASI


LAPORAN

OLEH:

MUKLIS ADI PUTRA
HPT
 080302017




Pertanian (black & white)






LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Latar Belakang

            Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Mereka umumnya memiliki dinding sel seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi yang sangat berbeda (Baharsjah, 1985).
            Tanah itu merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Selanjutnya unsur hara diserap oleh akar tanaman dan melalui daun dirobah menjadi persenyawaan organik seperti karbohidrat, protein, lemak dan lain-lain yang amat berguna bagi kehidupan manusia dan hewan (Hakim, dkk, 1986).
            Mempelajari tentang tanah merupakan langkah awal untuk mengetahui tentang keanekaragaman alam. Tanah yang sudah tercemari oleh air dan udara dapat di hijaukan kembali dengan reboisasi lahan. Tanah merupakan habitat kompleks yang dihuni oleh milyaran spesies penting, baik itu besar maupun kecil. Tanah, udara dan air adalah media yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Kehidupan akan berjalan apabila terdapat tiga unsur kehidupan tersebut. Kemana pun kita melangkah, apapun yang kita lakukan, kita tidak akan mampu lepas dari tanah. (Dingus, 1999).
            Tanah yang terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan mineral dan organik, air serta udara tersusun di dalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah itu, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis, dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula         (Hakim, dkk,1986).
Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisma) yang melakukan berbagai kegiatan yang menguntungkan bagi kehidupan                      makhluk-makhluk hidup lainnya atau dengan perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan siklus kehidupan makhluk-makhluk alami (Sutedjo, dkk,1991).
Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan dari percobaan Nitrifikasi dan Denitrifikasi ini adalah untuk memonitor transformasi yang dilakukan mikroba terhadap senyawa nitrogen di dalan tanah.
Kegunaan Percobaan
-          Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test di Laboratorium Bioteknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
-          Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.





TINJAUAN PUSTAKA
Nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
·            Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.
2 NH3 + 3 O2     Nitrosomonas atau    2 HNO2 + 2 H2O + 158 Kilokalori
(amoniak)                    Nitrosococcu               (nitrit)
·            Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
2 NO2 +  O2     Oksidasi Enzimatik          2 HNO3  + 36 Kilokalori
(nitrit)              Bakteri Nitrobacter                 (nitrat
(Anonimus, 2010).
            Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup (Anonimous, 2010).
Nitrogen tersedia dalam jumlah yang melimpah dalam bentuk gas. Nitrogen atmosfer tersebut dapat diubah melalui serangkaian reaksi, oleh mikroba prokaryot tertentu menjadi senyawa organik yang dapat digunakan oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Fenomena penambatan nitrogen tersebutbdikenal sebagai diazotrofi (diazotroph) atau penambatan nitrogen secara biologis (biological nitrigen fixation) sehingga mikroba yang mampu melakukan penambatan nitrogen disebut sebagai diazotrof atau penambat nitrogen (Yuwono,1999).
Proses nitrifikasi bakteri berkembang lambat dengan syarat waktu tinggal lumpur lama dan konsentrasi pembentukan oksigen tinggi. Dalam penjumlahan diperkirakan rintangan oleh luas dari senyawa – senyawa pada konsentrasi juga tinggi rendahnya temperatur mempengaruhi bakteri berbagai daerah tropis. Bakteri nitrifikasi sangat peka terhadap lingkungan, karenanya nitrifikasi merupakan hubungan lemah dalam peredaran nitrogen. Faktor-faktor tanah yang mempengaruhi proses nitrifikasi dapat disebutkan yaitu : (1) aerasi, (2) suhu,             (3) kelembaban, (4) kapur aktif, (5) pupuk dan (6) nisbah karbon – nitrogen    (Hakim, dkk,1986).        
Denitrifikasi
            Denitrifikasi secara umum merupakan proses reduksi nitrat (NO3) secara bertahap menjadi nitrit (NO2), Nitrouse Dioxide (N2O), Nitrouse oxide (NO),  sampai menjadi N2 dalam kondisi anaerobik. Denitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kelembapan tinggi, pH netral (6,8-8,0), ketersediaan karbon, kadar oksigen terlarut dan temperatur yang tinggi. proses denitrifikasi tidak lepas dari peranan bakteri denitrifikasi (denitrifier). bakteri yang berperan dalam denitrifikasi umumnya merupakan bakteri anaerobik. Terdapat 3 kelompok bakteri denitrifikasi yaitu : bakteri pereduksi NO3 menjadi N2O, bakteri pereduksi NO2 menjadi N2, dan bakteri pereduksi NO3 menjadi NO2, NO, N2O (Anonimous, 2010).
            Golongan aerobik, yaitu bakteri azotobakter yang tersebar secara meluas, ditemukan dalam tanah dengan pH 6.0 lebih, reaksi tanah ini merupakan faktor pembatas pada perkembangan dan penyebaran bakteri tersebut, memang pada pH kurang dari 6.0 dapat juga hidup tetapi tidak aktif. Golongan anaerobik, yaitu golongan clostridium yang dapat lebih menyesuaikan diri pada keadaan asam dibandingkan dengan bakteri-bakteri lain dari golongan anearobik, kadang-kadang penyebarannya luas (di dan kemana-mana), sehingga sering ditemukan di setiap jenis tanah dalam keadaan yang menguntungkan karena dapat mengikat nitrogen (Sutedjo, dkk,1991).
            Dalam situasi normal maka nitrogen dapat diproses menjadi bentuk amonium atau bentuk nitrat yang langsung tersedia bagi tanaman. Tetapi dalam keadaan tertentu, yaitu kalau udara dalam tanah terbatas akibat drainase jelek                  (air menggenang), atau disebabkan oleh pemakaian berlebihan dari bahan organik mentah yang bersifat mudan busuk sehingga nitrat dan nitrit yang terbentuk akan menghasilkan gas nitrogen atau hasil oksidasi lain yang akhirnya dapat menguap ke udara. Peristiwa ini terjadi dalam tanah yang dilakukan terutama oleh organisme anaerobik yang aktif dalam keadaan tanpa oksigen, dan akan terjadi reduksi. Proses terjadinya reduksi dari nitrat ke nitrit, amonia atau nitrigen bebas disebut denitrifikasi (Hardjadi, 1979).
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans. Apabila tanah dalm keadaan tergenang, maka oksigen didesak keluar dan proses dekomposisi berlangsung dalam keadaan anaerob. Beberapa mikroorganisme seperti Pseudomonas, Micrococcus, Bacillus, dan Thiobacillus thiopharus dalam keadaan demikian dapat mereduksi nitrat dan nitrit, memanfaatkan oksigennya (Hakim, dkk, 1986).








BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Tempat dan Waktu Percobaan
            Percobaan Nitrifikasi dan Denitrifikasi ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,                           Universitas Sumatera Utara, Medan pada tanggal 12 April 2010 sampai dengan tanggal 17 April 2010 pukul 10.00 WIB.

Bahan dan Alat
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
-          4 jenis tanah, tanah hutan Tri Darma, tanah Piner, tanah Tiga Panah dan tanah Stabat.
-           Kapas, untuk menyumbat mulut botol infus.
-          Cling wrap, untuk mengisolasi botol infus yang digunting.
-           Plastik, untuk menutup mulut botol aqua.
-          Karet gelang, untuk mengikat plastik.
-           Kertas saring, untuk menyaring larutan tanah.
-          Glukosa, sebagai bahan untuk mengetahui proses denitrifikasi.
-          Reagen Nessler, sebagai bahan pendeteksi ada atau tidaknya proses nitrifikasi.
-           KNO3 sebagai bahan dalam proses nitrifikasi.
-           Aquadest, sebagai bahan pelarut tanah.
-           Air, sebagai bahan pelembab kapas.
-          Label nama, untuk memberi tanda pada masing-masing botol.
Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
-Timbangan analitik, untuk menimbang tanah. 8 buah botol infus,                       sebagai wadah setiap jenis tanah.
- 4 buah botol Aqua 500 mL, sebagai wadah setiap jenis tanah.
-  Erlenmeyer, sebagai wadah penampung larutan tanah.
- Beaker glass, sebagai wadah untuk mencampurkan larutan.
- Corong, untuk menyalurkan larutan tanah ke wadah.
- Gelas ukur, untuk mengukur volume air.
- Pipet volumetrik, untuk mengambil Reagen.
- Botol balsem, untuk wadah Reagen.
- Spatula, untuk mengaduk larutan.
- Porselen, sebagai wadah dilakukannya proses pengenceran
- Kawat, untuk menggantungkan botol infus.

Metode Percobaan
Prosedur percobaan pada botol infus :
-          Dibuka bagian atas 8 botol infus.
-          Di sumbat bagian bawahnya dengan  cling wrap , letakkan kapas pada bagian bawah dan dilembabi dengan air.
-          Pada 4 botol infus ditambahkan dengan TKKS di atas kapas.
-          Ditimbang setiap jenis tanah sebanyak 100 gr, lalu dimasukkan ke dalam botol infus.
-          Ditimbang KNO3 sebanyak 10 gr, lalu masukkan beserta tanah yang sudah ditimbang ke dalam botol infus.
-          Ditutup bagian atas botol infus dengan cling wrap lalu di gantung dengan menggunakan kawat.
-          Diinkubasi selama 1 minggu.
-          Setelah 1 minggu dibuka cling wrap bagian atas lalu ditambahkan 50 mL air, bagian bawah botol infus dilubangi dengan menggukan selang infus.
-          Air tersebut kemudian di alirkan dan ditampung di botol balsem.
-          Ambil 5 tetes larutan tanah tersebut dan diletakkan ke dalam porselen lalu ditambahkan 1 tetes Reagen Nesstler.
-          Amati warnanya. Apabila warna larutan kuning pekat itu menunjukkan proses nitrifikasi berlangsung dalam jumlah tinggi.
-          Dilakukan pengenceran untuk membuktikan kejenuhan proses nitrifikasi tersebut.

Prosedur percobaan pada botol Aqua 500 mL :
-          Dibuka bagian atas 4 botol Aqua.
-          Ditimbang setiap jenis tanah sebanyak 100 gr, lalu dimasukkan ke dalam botol Aqua
-          Ditutup bagian atas botol Aqua dengan menggunakan plastik dan diikat dengan karet, bolongi p;astik tersebut.
-          Diinkubasi selama 1 minggu.
-          Setelah 1 minggu plastik bagian, diambil 10 gr tanah lalu diletakkan ke dalam beaker glass.
-          Tambahkan 25 mL aquadest, aduk dengan spatula.
-          Saring larutan tanah tersebut dengan menggunakan corong yang di alsi dengan kertas saring.
-          Tampung saringan larutan tersebut di dalam erlenmeyer.
-          Ambil 5 tetes larutan tanah tersebut dan diletakkan ke dalam porselen lalu ditambahkan 1 tetes Reagen Nesstler.
-          Amati warnanya. Apabila warna larutan kuning pekat itu menunjukkan proses nitrifikasi berlangsung dalam jumlah tinggi.
-          Dilakukan pengenceran untuk membuktikan kejenuhan proses nitrifikasi tersebut.












HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Hasil nitrifikasi pada percobaan botol infus :
nitrat
Tri Darma (TKKS)
Tiga Panah (TKKS)
Piner (TKKS)
Stabat (TKKS)
Tri Darma
Tiga Panah
Piner
Stabat
0
    +
    +
    +
    +
   +
   +
   +
   +
1x
    +
    -
    +
    +
   -
   +
   -
   +
2x
    +
   
    +
    -
  
   -
  
   +
3x
    -
   
    -
   
  
  
  
   +
8x
   
   
   
   
  
  
  
   +
9x
   
   
   
   
  
  
  
   +
10x
   
   
   
   
  
  
  
   _

            Hasil nitrifikasi pada percobaan botol Aqua 500 mL :
Nitrat
Tri Darma
Tiga Panah
Piner
Stabat
0
        +
         -
        -
         -
1x
        +
        
       
        
2x
        +
        
       
        
8x
        -
        
       
        
9x
       
        
       
        
10x
       
        
       
        

Pembahasan
            Dari hasil percobaan diperoleh hasil nitrifikasi tertinggi pada percobaan botol infus terdapat pada tanah Stabat. Pada percobaan ini proses nitrifikasi berlangsung dalam jumlah yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya pengenceran sebanyak 9x. Salah satu faktor yang menentukan tingginya proses nitrifikasi adalah jumlah bakteri yang terdapat pada tanah tersebut.                       Bakteri – bakteri yang berperan dalam proses nitrifikasi , yaitu  Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Hal ini sesuai dengan literatur Anonimous (2010), yang menyatakan bahwa Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum.
            Dari hasil percobaan diperoleh hasil nitrifikasi terendah pada percobaan botol infus terdapat pada tanah Tri Darma, tanah Tiga Panah dan tanah Piner. Pada percobaan ini proses nitrifikasi berlangsung dalam jumlah yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya pengenceran sebanyak 2x. Warna larutan tanah yang mulanya berwarna kuning pekat, setelah dilakukan pengenceran sebanyak 2x warnanya langsung berubah menjadi putih bening. Salah satu faktor yang menentukan tingginya proses nitrifikasi adalah jumlah bakteri yang terdapat pada tanah tersebut. Bakteri – bakteri yang berperan dalam proses nitrifikasi , yaitu  Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Hal ini sesuai dengan literatur Anonimous (2010), yang menyatakan bahwa bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. 
            Dari hasil percobaan  diperoleh hasil tertinngi pada percobaan botol Aqua 500 mL terdapat pada tanah Tiga Panah. Proses nitirfikasi berlangsung tinggi pada percobaan tanah Tiga Panah. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya pengenceran sebanyak 10x, tetapi warna larutan tanah yang ditetesi Reagen masih tetap berwarna kuning pekat. Salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya proses nitrifikasi adalah kelembaban, suhu dan pupuk. Apabila kelembaban tinggi maka bakteri nitrogen akan berkembang dalam jumlah yang banyak, hal ini dapat mengakibatkan nitrifikasi berlangsung tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur  Hakim, dkk, (1986) yang menyatakan bahwa Faktor-faktor tanah yang mempengaruhi proses nitrifikasi dapat disebutkan yaitu : (1) aerasi, (2) suhu, (3) kelembaban, (4) kapur aktif, (5) pupuk dan (6) nisbah karbon – nitrogen.
            Dari hasil percobaan  diperoleh hasil terendah pada percobaan botol Aqua 500 mL terdapat pada tanah Tri Darma, Piner dan Stabat. Proses nitirfikasi berlangsung tinggi pada percobaan tanah Tiga Panah. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya pengenceran sebanyak  2x, warna larutan tanah langsung berubah dari kuning pekat menjadi putih bening setelah ditetesi Reagen. Salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya proses nitrifikasi adalah kelembaban, suhu dan pupuk. Apabila kelembaban tinggi maka bakteri nitrogen akan berkembang dalam jumlah yang banyak, hal ini dapat mengakibatkan nitrifikasi berlangsung tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur  Hakim, dkk, (1986) yang menyatakan bahwa Faktor-faktor tanah yang mempengaruhi proses nitrifikasi dapat disebutkan yaitu : (1) aerasi, (2) suhu, (3) kelembaban, (4) kapur aktif, (5) pupuk dan (6) nisbah karbon – nitrogen.
           













KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Proses nitrifikasi tertinggi pada percobaan botol infus terdapat pada sampel tanah Stabat.
2.      Proses nitrifikasi terendah pada percobaan botol infus terdapat pada sampel tanah Piner.
3.      Proses nitrifikasi tertinggi pada percobaan botol Aqua 500 mL terdapat pada sampel tanah Tiga Panah.
4.      Proses nitrifikasi terendah pada percobaan botol Aqua 500 mL terdapat pada sampel tanah tanah Piner.
5.      Azotobacter chrococcum, Clostridium pasteuriannum merupakan salah satu jenis bakteri nitrifikasi.
  1. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah                          Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.






DAFTAR PUSTAKA
Anonimuos. 2010. http://www.eshaflora.com. Diakses pada tanggal 08 Maret 2010.

Baharsjah, M. 1985. Mikroorganisme Menguntungkan. Kanisius. Jakarta.

Damanik, M. M.B., Bachtiar, E. H., Fauzi, Sarifuddin, dan Hamidah, H. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.

Dingus., D. D. 1999. Soil Science Laboratory Manual. California Polytechnic Institute, San Luis Obispo. California.

Hakim, N., M. Yusuf, N., A. M. Lubis, Sutopo, G. H., M. Amin, D., Go, B. H.,  dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung.

Hardjadi, S.S. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.

Ramawan, K. D. 2000. Bioteknology. Company ltd. Ram nagar. New Delhi.

Sutedjo, M. M., A. G. Kartasapoetra,  dan  S. Sastroamidjojo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Yuwono, T. 1999. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.













FLOW CHART
Proses nitrifikasi pada percobaan botol infus :

Di potong bagian bawah atas botol infus, isi dengan kapas.
Masukkan TKKS , lembabi dengan air.
Ditimbang tanah sebanyak 100gr untuk setiap jenis tanah.
Ditimbang KNO3 sebanyak 10 gr campurkan dengan tanah.
Masukkan tanah ke dalam botol infus, lalu tutup dengan cling wrap.
Setelah 1 minggu, buka cling wrap tambahka aquades 50 ml.
Masukkan selang infus dari bawah botol infus.
Alirkan ar dan tampung di dalam beaker glass.
Ambil 5 tetes larutan tanah, letakkan di dalam porselen.
Tetesi dengan 1 tetes Reagen Nesstler.
Apabila warna larutan kuning pekat, lakukan pengenceran.
Pengenceran dilakukan samapai  warna larutan menjadi bening.
Di inkubasi selama 1 minggu.
 






















Proses nitrifikasi pada percobaan botol infus :

Ditimbang setiap jenis tanah sebnayak 100 gr.
Dimasukkan ke dalam botol Aqua.
Ditimbang KNO3  sebanyak 10 gr.
Di tutup dengan plastik dan diikat dengan karet gelang.
Diberi lubang pada plastiknya.
Diambil tanah dan ditimbang sebanyak 10 gr
Tambahkan 25 ml aquades, aduk dengan spatula.
Saring larutan tanah  menggunakan corong dan kertas saring.
Tampung di dalam erlenmeyer.
Ambil 5 tetes larutan tanah dan letakkan di dalam porselen.
Lakukan pengenceran.
Tetesi dengan 1 tetes Reagen Nesstler.
amati warnanya, apabila masih kuning pekat.
Di inkubasi selama 1 minggu.
 




















                                  



Rumah Tangga Esha Flora

08 March 2010

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.

Bakteri menguntungkan

[sunting] Bakteri pengurai

Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.

[sunting] Bakteri nitrifikasi

Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
  • Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.
Reaksi nitritasi
  • Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.

[sunting] Bakteri nitrogen

Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
Denitrifikasi

Denitrifikasi secara umum merupakan proses reduksi nitrat (NO3) secara bertahap menjadi nitrit (NO2), Nitrouse Dioxide (N2O), Nitrouse oxide (NO),  sampai menjadi N2 dalam kondisi anaerobik. Denitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kelembapan tinggi, pH netral (6,8-8,0), ketersediaan karbon, kadar oksigen terlarut dan temperatur yang tinggi. proses denitrifikasi tidak lepas dari peranan bakteri denitrifikasi (denitrifier). bakteri yang berperan dalam denitrifikasi umumnya merupakan bakteri anaerobik. Terdapat 3 kelompok bakteri denitrifikasi yaitu : bakteri pereduksi NO3 menjadi N2O, bakteri pereduksi NO2 menjadi N2, dan bakteri pereduksi NO3 menjadi NO2, NO, dan N2O.
Proses denitrifikasi dalam leachate seringkali tidak dapat berjalan dengan baik. Mengingat komposisi leachate yang sangat kompleks. Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh tambahan informasi tentang peranan denitrifier dalam mengurangi nitrogen (nitrit) dalam air lindi.

6. 2. 2. Bakteri denitrifikasi

Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.

7. Dekomposisi

Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, dan dapat pula berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme.